š¦ Ciri Ciri Siswa Yang Baik
Konflikpsikologis yang terjadi dikalangan siswa disekolah, atau antara anak dan orang tua bisa menyebabkan lamban belajar. Gejala-gejala kecemasan, ketakutan, gangguan jaringan syaraf, agresif, malu-malu, gugup, ragu-ragu adalah sebagian dari ciri-ciri siswa lamban belajar. 6. Proses belajar yang dilakukan
Apa hal paling menyenangkan saat menjadi guru? Sebagian mungkin bilang bisa berbagi ilmu, bisa terus tambah wawasan karena sehari-hari berbaur dengan buku, status sosial dan macam-macam. Tiap guru punya pengalaman masing-masing tentang apa yang dianggap paling menyenangkan. Diantara hal paling menyenangkan yang dirasakan guru, yaitu saat dirinya disenangi para siswa. Ia menjadi sosok idola di mata para siswa. Bahkan kehadirannya selalu ditunggu-tunggu. Lalu, apa tandanya guru itu disukai siswa? Sebenarnya ada banyak tulisan tentang ini. Buku-buku yang membahasnya juga sangat banyak. Kalau mau browsing, lebih cepat lagi. Puluhan artikel bisa langsung kita dapatkan. Namun sayangnya, banyak diantaranya yang cenderung teoritis, bahkan kurang sesuai dengan kondisi riil di kelas. Untuk itu, kali ini kita akan melihat ciri-ciri guru yang lebih konkrit, dan langsung bisa anda rasakan sekarang juga apakah anda termasuk guru yang disukai siswa atau tidak. Berikut tanda-tanda guru itu disukai siswa. 1. Nyambung/connect dengan siswa Guru yang baik bisa cepat konek dengan siswa dan merasakan kebutuhan mereka sebagai individu. Kehidupan siswa itu tidak terbatas di sekolah. Ada aktivitas, perasaan, dan masalah yang kompleks yang mereka hadapi di luar sekolah. Jika kita mampu menyentuh sedikit saja masalah-masalah itu, siswa akan merasa dirinya dihargai dan dipedulikan. Untuk itu, komunikasi yang jelas dan terbuka bisa menjadi kunci bagi suasana pembelajaran yang akrab di kelas. 2. Selalu melibatkan siswa Kadang siswa terlihat cuek lalu bosan belajar sehingga tidak nyambung dengan apa yang sedang dipelajari. Guru idola akan menggunakan apapun cara agar siswa tertarik dan terlibat dalam proses pembelajaran. Cara-cara kreatif bisa digunakan. Misalnya gunakan aktifitas atau game edukatif. Misal lainnya, ajak siswa keluar untuk menunjukkan bukti nyata apa yang dibicarakan di kelas. 3. Pandai menggunakan humor Melempar humor pada siswa memerlukan skill tersendiri. Guru yang terlalu serius tanpa humor sedikitpun akan membuat siswa cepat bosan. Namun, guru yang asal obral humor bakal kehilangan wibawa karena dianggap cengesesan. Maka sesekali humor yang relevan bisa menghangatkan suasana. Gunakan humor pada waktu dan kondisi yang tepat untuk mencairkan suasana. 4. Proaktif, bukan reaktif Masing-masing siswa punya perangai yang beragam. Kadang-kadang muncul sikap atau perilaku yang tidak diinginkan. Guru yang baik akan sensitif terhadap masalah-masalah kecil yang dialami siswa. Dan segera mengambil tindakan dengan cepat, seperti mengajak bicara empat mata. Jangan sampai baru bereaksi saat masalah itu sudah terlanjur besar dan buruk. 5. Memberi perintah dengan jelas dan tegas Sebuah penelitian menunjukkan, siswa era sekarang sebagian besar memiliki bentang perhatian lebih pendek daripada anak-anak zaman dulu. Ini karena terlalu banyaknya arus informasi yang mereka terima. Untuk itu, pada saat memberi perintah, lakukan dengan jelas dan tegas. Usahakan to the point dan tidak bertele-tele. Tunjukkan aturannya dan tegaskan batas-batas yang bisa ditoleransi. 6. Beri ruang untuk pembelajaran individu Kadar kemampuan tiap siswa tidak sama. Cara belajar masing-masing juga berbeda, ada yang belajarnya cepat, ada yang lambat. Ada yang bertipe visual, ada yang kinestetik. Sesekali waktu, guru perlu memberikan pembelajaran secara individu. Agar tiap siswa merasakan suasana belajar yang benar-benar sesuai dengan hati dan keinginan mereka. 7. Memberi masukan positif dalam situasi apapun Bolehlah guru marah dan kesal pada satu ulah siswa. Itu wajar. Tapi semarah dan sekesal apapun, jangan memberi komentar atau mencap siswa dengan hal-hal negatif. Itu bisa membahayakanan mental mereka dan bisa berakibat fatal bagi masa depan. Tetaplah memberi masukan positif setelah kita bentak dan marahi. Masukan positif membuat siswa lebih percaya diri. 8. Suka melibatkan siswa saat membuat keputusan Siswa akan senang dan bangga jika diberi kepercayaan dalam suatu pengambilan keputusan. Misalnya membuat peraturan kelas. Untuk penugasan atau topik tertentu, libatkan murid untuk menentukan pembelajarannya sendiri. Keputusan bisa diambil dengan cara musyawarah atau voting. 9. Mencintai profesi guru Percayalah, siswa sangat mudah merasakan guru mana yang mencintai profesinya dengan yang tidak. Semuanya tergambar jelas dari cara mengajar. Guru yang kurang bangga denga profesinya akan tecermin dari gestur yang ia bawakan saat mengajar. Jadi, guru yang baik dan disukai siswa adalah mereka yang membanggakan profesi ini baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Itulah gambaran atau ciri-ciri guru yang baik dan dicintai siswa-siswinya. Memang butuh waktu untuk menjadi sosok idola di mata para siswa. Karena guru idola tidak hanya melakukan hal-hal di atas selama beberapa waktu saja, melainkan terus melakukannya secara konsisten selama ia berprofesi sebagai pendidik. Mudah-mudahan bermanfaatā¦
CiriCiri Belajar Menurut Djamarah. Djamarah juga menjelaskan beberapa ciri-ciri dari belajr, tidak terlalu jauh berbeda dengan pendapat Surya tentang ciri-ciri belajar tadi. Namun di sini Djarmah hanya menyebutkan ada 6 ciri-cciri belajar yaitu: 1.Perubahan yang terjadi secara sadar. 2.Perubahan dalam belajar yang bersifat fungsional.
Karakter sangat dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan belajar siswa. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bias membuat keputusan dan siap untuk mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan yang telah dibuat. Siswa Sekolah Menengah Pertama adalah siswa siswi yang berusia sekitar 12 sampai dengan usia 16 tahun, merupakan anak yang memasuki transisi perubahan masa anak anak menuju masa remaja awal yang mana biasanya mereka ingin menunjukan jati dirinya dengan berperilaku mengimitasi idola-idolanya. Cara pembentukan karakter yang baik bagi para siswa agar kelak bisa menjadi warga masyarakat yang berkepribaian baik, yang bersikap dan perilaku religious, toleran, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, tanggung jawab, mandiri, demokratis, menghargai karya orang lain dan cinta damai adalah melalui penerapan disiplin tata tertib sekolah. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free BRILIANT Jurnal Riset dan Konseptual Volume 2 Nomor 4, November 2017 Pembentukan Karakter Siswa melalui Penerapan Disiplin Tata Tertib Sekolah Suradi1 1SMPN 3 Tulungagung Email 1 suradi789 Abstrak Karakter sangat dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan belajar siswa. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bias membuat keputusan dan siap untuk mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan yang telah dibuat. Siswa Sekolah Menengah Pertama adalah siswa siswi yang berusia sekitar 12 sampai dengan usia 16 tahun, merupakan anak yang memasuki transisi perubahan masa anak anak menuju masa remaja awal yang mana biasanya mereka ingin menunjukan jati dirinya dengan berperilaku mengimitasi idola-idolanya. Cara pembentukan karakter yang baik bagi para siswa agar kelak bisa menjadi warga masyarakat yang berkepribaian baik, yang bersikap dan perilaku religious, toleran, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, tanggung jawab, mandiri, demokratis, menghargai karya orang lain dan cinta damai adalah melalui penerapan disiplin tata tertib sekolah. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan kompetensi lulusan yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dirumuskan berdasarkan kebutuhan pada tingkat individu, masyarakat, bangsa dan negara, serta peradaban tuntutan globalisasi yang menuntut agar semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan dan konteks pemahaman akan jauh lebih baik dimengerti melalui pendekatan pengetahuan multi disiplin. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang diciptakan oleh masyarakat untuk menyediakan lingkungan belajar dan ruang belajar untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Kegiatan pembelajaran diselenggarakan untuk membentuk watak, membangun pengetahuan, sikap dan kebiasaan-kebiasaan untuk meningkatkan mutu kehidupan peserta didik. Atas dasar itulah pentingnya kegiatan pembelajaran yang memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perilaku khusus supaya setiap individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar. Kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran adalah proses penyampaian pengetahuan atau latihan kecerdasan, berbagai kecakapan untuk masa depan siswanya dalam terjun dimasyarakat kelak. Pada dasarnya sekolah harus mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dibidang pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan sikap, Tersedia Online di Sejarah Artikel Diterima pada 20 Oktober 2017 Disetuji pada 13 November 2017 Dipublikasikan pada 13 November 2017 Hal. 522-533 Kata Kunci pembentukan karakter, siswa smp, disiplin sekolah, DOI BRILIANT Jurnal Riset dan Konseptual Volume 2 Nomor 4, November 2017 menyampaikan kebutuhan pengetahuan dan ketrampilan masa kini untuk memberikan bekal kepada anak didik dalam mencapai kehidupan lebih baik dimasa mendatang. Dari masa kini dan seturusnya kebutuhan masyarakat akan pembelajaran tentu saja makin banyak dan semakin kompleks, mereka tidak hanya membutuhkan pengetahuan yag teoritis semata tetapi sangat memerlukan pengetahuan pada aspeks praktis yang berupa kecakapan atau ketrampilan yang lebih kompetitif. Dengan pesatnya kemajuan pengetahuan sosial dan teknologi baik internasional maupun lokal tantangan komunikasi antar bangsa yang menglobalisasi adalah keniscayaan. Kita sebagai warga dunia global tentu saja tidak mungkin untuk menghidari tantangan yang berada didepan mata kita. Laju perkembangan komunikasi transformasi yang sangat tinggi menyebabkan pergaulan tidak dapat lagi dibatasi oleh batas-batas negara. Pengaruhnya terhadap perubahan tatanan kehidupan masyarakat sosial pasti akan menjadi tantangan yang nyata. Pergeseran pola hidup dan perilaku warga akan banyak dipengaruhi oleh budaya asing yang menurut mereka merupakan budaya kekinian. Kebudayaan bangsa yang mengandung nilai adap budaya positif, baik terancam pudar. Sekolah sebagai lembaga formal pusat pengembangan pengetahuan, tehnologi dan budaya bangsa yang berkarakter baik, beradap, dan beretika harus bersiap diri dalam membentengi anak didiknya dari pengaruh variatif, yang berpengaruh pada perilaku masyarakat yang mengarah akan mengganggu stabilitas bangsa, perilaku dan pola kehidupan kondusif positif kearah pola pikir dan perilaku negative. Pendidikan Indonesia bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang 1 beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa, 2 berakhlak mulia, 3 sehat, 4 berilmu, 5 cakap, 6 kreatif, 7 mandiri, 8 menjadi warga negara yang demokratis, dan 9 bertanggung jawab UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Untuk mencapai tujuan nasional tersebut semua stake holder sekolah harus bersiap diri dengan mengantisipasi hal hal yang tidak diinginkan dari pengaruh komunikasi global terhadap pola pikir dan perilaku siswa, salah satu caranya adalah menanamkan karakter/ pembiasaan budaya disiplin terhadap para peserta didik untuk melaksanakan tata tertib sekolahnya. Upaya ini perlu dilakukan secara terus menerus bagi siswa sekolah menengah pertama untuk meningkatkan karakter baiknya yang di peroleh di sekolah dasar dalam rangka membentuk warga negara yang berkarakter lebih baik dan competence lebih tinggi dan tangguh kemampuannya untuk berpartisipasi dalam pergaulan dunia yang tetap mengutamakan kemaslahatan bangsa. Upaya membentukan karakter peserta didik di tingkat sekolah menengah pertama melalui penerapan disiplin dalam melaksanakan tata tertib sekolah ini merupakan periode tepat untuk menanamkan karakter positif pada diri siswa dimana hal inilah yang akan menjadi blue print yang tidak akan terlupakan sepanjang hidupnya. Selain itu karakter baik adalah salah satu sikap fundamental pola pikir dan perilaku seseorang untuk mencapai keberhasilan hidup yang lebih baik. Maka sudah selayaknya sekolah mempersiapkan peserta didiknya berkarakter lebih baik yang menjujung tinggi budaya dan etika sebagai bekal hidup di masa depannya. Selanjutnya tulisan ini akan membahas tentang pengertian karakter, pembentukan karakter, disiplin dan tata tertip sekolah. BRILIANT Jurnal Riset dan Konseptual Volume 2 Nomor 4, November 2017 PEMBAHASAN Pengertian Karakter Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat. Jika dikaitkan dengan dunia pendidikan, karakter siswa yang baik adalah karakter siswa yang menunjukkan bahwa dirinya seorang pelajar yang berpendidikan. Anak yang terpelajar dan terdidik melalui proses pembelajaran dan pendidikan yang baik tentu saja akan menghasilkan anak yang berkarakter baik. Mereka akan mempunyai watak yang jujur, disiplin, bertanggung jawab, sopan santun, peduli terhadap orang lain, tidak sombong, mampu menghargai karya orang lain, memiliki daya kreatif tinggi. Kita atau siapapun orang lain akan bisa membedakan karakter seseorang orang yang terdidik dan tidak terdidik dari pola pikir dan perilakunya, tata tutur pembicaraannya, tindak tanduknya, tata rias/pakaiannya dan lain lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2016, karakter memiliki arti Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Karakter adalah kumpulan fitur dan sifat yang membentuk batin individu yang mempengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, tabiat yang dimiliki manusia atau makluk hidup lainnya. Sifat individu dari ciri atau sifat seperti itu mengacu pada perilaku atau kualitas kepribadian/sikap seseorang/ beberapa orang. Suyanto mengemukakan karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama. Dari definisi di atas telah jelas bahwa penekanan karakter itu adalah pada cara berpikir dan berperilaku. Menurut sumber dari Balitbang, Kementerian Pendidikan Nasional, bahwa ruang lingkup nilai moral dalam rangka pembentukan karakter yang harus dikembangkan di lingkungan keluarga adalah sebagai berikut 1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agamadianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain; 2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orangselalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan; 3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya; 4 Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan; 5 Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya; 6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki; 7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya; 8 Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama Hak dan kewajiban dirinya dan orang lain; 9 Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatuyang dipelajarinya, dilihat, dan didengar; 10 Semangat Kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya; 11 Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang BRILIANT Jurnal Riset dan Konseptual Volume 2 Nomor 4, November 2017 menunjukkankesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa; 12 Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain; 13 Bersahabat/Komuniktif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain; 14 Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya; 15 Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya; 16 Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Menurut Megawangi 2004, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter, sehingga fitrah setiap anak yang dilahirkan suci dapat berkembang segara optimal. Mengingat lingkungan anak bukan saja lingkungan keluarga yang sifatnya mikro, maka semua pihak - keluarga, sekolah, media massa, komunitas bisnis, dan sebagainya - turut andil dalam perkembangan karakter anak. Dengan kata lain, mengembangkan generasi penerus bangsa yang berkarakter baik adalah tanggung jawab semua pihak. Tentu saja hal ini tidak mudah, oleh karena itu diperlukan kesadaran dari semua pihak bahwa pendidikan karakter merupakanāPRā yang sangat penting untuk dilakukan segera. Terlebih melihat kondisi karakter bangsa saat ini yang memprihatinkan serta kenyataan bahwa manusia tidak secara alamiah spontan tumbuh menjadi manusia yang berkarakter baik, sebab menurut Aristoteles dalam Megawangi, 2004, hal itu merupakan hasil dari usaha seumur hidup individu dan masyarakat. Sekolah Menengah Pertama SMP Sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan bagi siswa sampai usia 19 tahun. Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin skhole, scola, scolae atau skhola yang memiliki arti waktu luang atau waktu senggang, di mana ketika itu sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah-tengah kegiatan utama mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu untuk menikmati masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu adalah mempelajari cara berhitung, cara membaca huruf dan mengenal tentang moral budi pekerti dan estetika seni. Untuk mendampingi dalam kegiatan scola anak-anak didampingi oleh orang ahli dan mengerti tentang psikologi anak, sehingga memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada anak untuk menciptakan sendiri dunianya melalui berbagai pelajaran di atas. Kurikulum 2013 menjelaskan sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; Sekolah Menengah Pertama disingkat SMP adalah jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus dari Sekolah Dasar SD atau sederajat. Sekolah menengah pertama ditempuh dalam kurun waktu 3 tahun kelas 7 sampai kelas 9. Dulunya sekolah menengah pertama ini pernah disebut BRILIANT Jurnal Riset dan Konseptual Volume 2 Nomor 4, November 2017 sebagai Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP, hingga pada tahun ajaran 2003-2004 SLTP diganti dengan sebutan Sekolah Menengah Pertama SMP. Beberapa kategori serupa / setahap dengan Sekolah Menengah Pertama SMP atau sederajat diantaranya Madrasah Tsanawiyah MTs dan Kelompok Belajar/ Program Paket B Sekolah menengah yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak pelaksanaan otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan sekolah menengah pertama di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Departemen Pendidikan, kini menjadi tanggung jawab daerah pemerintah kabupaten / kota. Sedangkan Departemen Pendidikan hanya bertindak sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, sekolah menengah pertama adalah unit teknis pelayanan pendidikan kabupaten/ kota. Di Indonesia mulai diberlakukan program wajib belajar 9 tahun yaitu antara usia 7-15 tahun, ini artinya setiap warga negara Indonesia wajib mendapatkan pendidikan mulai dari Sekolah Dasar SD atau sederajat sampai Sekolah Menengah Pertama SMP atau sederajat. Para siswa yang telah berhasil atau dinyatakan Lulus pada tingkat ini bisa melanjutka ketahap pendidikan diatasnya, yaitu diantaranya sebagai berikut Sekolah Menengah Atas/ Kejuruan, Madrasah Aliyah / Kejuruan, dan Kelompok Belajar / Program Paket C. Tata Tertib Sekolah Sebelum membahas tentang tujuan tata tertib yang lebih luas, akan penulis uraikan terlebih dahulu tujuan dari peraturan. Menurut Hurlock 1990 85, yaitu peraturan bertujuan untuk membekali anak dengan pedoman berperilaku yang disetujui dalam situasi tertentu. Misalnya dalam peraturan sekolah, peraturan ini memuat apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh siswa, sewaktu berada di lingkungan sekolah. Tujuan tata tertib adalah untuk menciptakan suatu kondisi yang menunjang terhadap kelancaran, ketertiban dan suasana yang damai dalam pembelajaran. Dalam informasi tentang Wawasan Wiyatamandala 1993 21 disebutkan bahwa ketertiban adalah suatu kondisi dinamis yang menimbulkan keserasian dan keseimbangan tata kehidupan bersama sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang memiliki tujuan membentuk manusia yang berkualitas, tentunya sangat diperlukan suatu aturan guna mewujudkan tujuan tersebut. Lingkungan sekolah khususnya tingkat SMP yang berangotakan remaja-remaja awal yang sedang dalam masa transisi, sangat rentan sekali terhadap perilaku yang menyimpang. Oleh karena itu diperlukan suatu hukum atau aturan yang harus diterapkan di sekolah yang bertujuan untuk membatasi setiap perilaku siswa. Di lingkungan sekolah yang menjadi āhukumā nya adalah tata tertib sekolah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998 37, mengemukkan bahwa peraturan tata tertib sekolah adalah peraturan yang mengatur segenap tingkah laku para siswa selama mereka bersekolah untuk menciptakan suasana yang mendukung pendidikan. Dalam kondisi sehari-hari, kondisi di atas mencerminkan keteraturan dalam pergaulan, penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana dan dalam mengatur hubungan dengan masyarakat serta lingkungan. Menurut Kusmiati 2004 22, bahwa tujuan diadakannya tata tertib salah satunya sesuai dengan yang tercantum dalam setiap butir tujuan tata tertib BRILIANT Jurnal Riset dan Konseptual Volume 2 Nomor 4, November 2017 Menurut Depdikbud 1989 pengertian tata tertib sekolah adalah aturan atau peraturan yang baik dan merupakan hasil pelaksanaan yang konsisten tatap azas dari peraturan yang ada. Menurut Mulyono 2000 tata tertib adalah kumpulan aturanāaturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat anggota masyarakat. Aturanāaturan ketertiban dalam keteraturan terhadap tata tertib sekolah, meliputi kewajiban, keharusan dan laranganālarangan. Tata tertib sekolah merupakan patokan atau standar untuk halāhal tertentu. Sesuai dengan keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 158/C/Kep/ Tanggal 24 September 1981. Ketertiban berarti kondisi dinamis yang menimbulkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan dalam tata hidup bersama makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Ketertiban sekolah tersebut dituangkan dalam sebuah tata tertib sekolah. Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang 1989 mengartikan tata tertib sekolah sebagai kesediaan mematuhi ketentuan berupa peraturanāperaturan tentang kehidupan sekolah sehariāhari. Tata tertib sekolah disusun secara operasional guna mengatur tingkah laku dan sikap hidup siswa, guru dan karyawan administrasi. Secara umum tata tertib sekolah dapat diartikan sebagai ikatan atau aturan yang harus dipatuhi setiap warga sekolah tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Pelaksanaan tata tertib sekolah akan dapat berjalan dengan baik jika Guru, aparat sekolah dan siswa telah saling mendukung terhadap tata tertib sekolah itu sendiri, kurangnya dukungan dari siswa akan mengakibatkan kurang berartinya tata tertib sekolah yang diterapkan di sekolah. Peraturan sekolah yang berupa tata tertib sekolah merupakan kumpulan aturanāaturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat di lingkungan sekolah. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa tata tertib sekolah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain sebagai aturan yang berlaku di sekolah agar proses pendidikan dapat berlangsung dengan efektif dan efisien. Berdasarkan pandangan/keterangan tentang Tata Tertib/Disiplin Sekolah diatas bisa disimpulkan bahwa tata tertib sekolah disusun secara operasional guna mengatur tingkah laku dan sikap hidup siswa, guru dan karyawan administrasi disekolah yang bersangkutan. Pelaksanaan tata tertib sekolah yang merupakan sarana untuk meningkatkan disiplin belajar siswa akan dapat berjalan dengan baik jika Guru, aparat sekolah dan siswa telah saling mendukung terhadap tata tertib sekolah itu sendiri, kurangnya dukungan dari siswa dan seluruh stake holder sekolah akan mengakibatkan kurang berartinya tata tertib sekolah yang diterapkan di sekolah itu juga. Mengutip contoh Tata Tertib Sekolah yang diterapkan untuk mengatur tingkah laku dan sikap hidup siswa, guru dan karyawan administrasi di SMP Negeri Tulungagung meliputi hal-hal sebagai berikut 1 Masuk Sekolah Semua Siswa harus hadir disekolah selambat-lambatnya 10 menit sebelum pelajaran dimulai, Siswa yang terlambat datang tidak diperkenanakan masuk kelas sebelum lapor ke guru piket/guruBK, Siswa absen sungguh-sungguh sakit atau keperluan sangat penting, Siswa yang absen harus mengirim surat ijin dan apabila sakit lebih dari tiga hari harus mengirim surat keterangan dokter. Siswa yang telah diperingatkan dan mendapat sanksi masih sering absen tanpa keterangan akan dikembalikan ke orang tua dikeluarkan. 2 Kewajiban Siswa Taat kepada Guru BRILIANT Jurnal Riset dan Konseptual Volume 2 Nomor 4, November 2017 dan Kepala Sekolah, Taat terhadap tata tertib yang ditentukan ole sekolah, Ikut bertanggung jawab terhadap pelaksanaan 7 K, Ikut menjaga nama baik sekolah, baik didalam maupun diluar sekolah, Menghormati guru dan saling menghargai sesama siswa, Siswa tidak menaiki sepeda di halaman sekolah, Siswa yang membawa kendaraaan sepeda agar menempatkan ditempat yang telah ditentukan dalam keadan terkunci, Ikut membantu agar tata tertib dapat ditaati. 3 Larangan Siswa Meninggalkan sekolah selama pelajaran berlangsung tanpa seizing dari guru piket/guru BK, Membawa sepeda motor ke sekolah, Membeli makanan dan minuman di luar sekolah, Memakai perhiasan yang beerlebihan serta berdandan yang tidak sesuai dengan pelajar, Merokok didalam dan diluar sekolah, Pinjam meminjam uang dan alaat pelajaran sesame siswa, Mengganggu jalannya pelajaran baik terhadap kelasnya maupun terhadap kelas lain, Berada atau bermain di tempat sepeda, Berada dalam kelas selama istirahat, Berkelahi dan main hakim sendiri jika menemui persoalan sesame siswa, Menjadi anggota perkumpulan anak-anak nakal dan geng terlarang, Memeras teman satu kelas, main kartu judi di sekolah, Menggunakan HP yang menggangu efektivitas waktu pembelajaran. 4 Hal Pakaian Setiap siswa memakai seragam lengkap, Siswa putri dilarang alat kosmetika yang lazim dipakai orang dewasa dan memanjangkan kuku serta mengecatnya kutek, Rambut dipotong rapi, bersih dan terpelihaara tidak dicat, Pakaian olah raga harus memenuhi ketentuan sekolah. 5 Hak Siswa Siswa berhak mengikuti pelajaran selama tidak melanggar tata teertib, Siswa berhak memilih/ mengikuti kegiatan ekstra kurikuler, Siswa berhak menggunakan fasilitas sekolah seperti perpustakaan, laboratorium IPA, aboratorium computer, laboratorium Bahasa dan saraana lain, Siswa mendapat perlakuan sama selama tidak melanggar tata tertib sekolah. Pengertian Kedisiplinan Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Disiplin akan membuat seseorang tahu dan dapat membedakan hal-hal apa yang seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang boleh dilakukan, yang tak sepatutnya dilakukan karena merupakan hal-hal yang dilarang. Bagi seorang yang berdisiplin, karena sudah menyatu dalam dirinya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi dirasakan sebagai beban, namun sebaliknya akan membebani dirinya apabila ia tidak berbuat disiplin. Nilai-nilai kepatuhan telah menjadi bagian dari perilaku dalam kehidupannya. Disiplin yang mantap pada hakikatnya akan tumbuh dan terpancar dari hasil kesadaran manusia. Sebaliknya, disiplin yang tidak bersumber dari kesadaran hati nurani akan menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak akan bertahan lama, atau disiplin yang statis, tidak hidup Djojonegoro dalam Soemarmo, 1998 20-21. Pengertian Disiplin Belajar Siswa, Disiplin apa bila dilihat dari segi bahasanya itu sendiri adalah latihan ingatan dan watak untuk menciptakan pengawaasan kontrol diri atau bisa juga kebiasaan mematuhi ketentuan dan perintah. Jadi arti Pengertian Disiplin secara lengkap adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertip dan sesuai dengan peraaturan-paeraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari siapapun. Masāudi, 200088. Suratman memberikan pengertian disiplin sebagai BRILIANT Jurnal Riset dan Konseptual Volume 2 Nomor 4, November 2017 suatu ketaatan yang sungguh-sungguh dan didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban serta sikap dan perilaku sesuai dengan aturan atau tata kelakuan yang semestinya di dalam suatu lingkungan tertentu Suratman, 1999 32. Kedisiplinan adalah hal mentaati tata tertib di segala aspek kehidupan, baik agama, budaya, pergaulan, sekolah, dan lain-lain. Dengan kata lain, kedisiplinan merupakan kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku individu yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Hal ini berdasarkan pada pengertian dalam Kamus besar Bahasa Indonesia, yang berasal dari kata disiplin berarti ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan tata tertib dan sebagainya. Ki Hajar Dewantoro 1967 453 menyebutkan bahwa disiplin tak lain adalah peraturan tata tertib yang dilakukan secara tegas dan ketat. Dari pengertian dasar tersebut, kemudian berlanjut dengan istilah kedisiplinan yang dapat diartikan sebagai keadaan yang taat kepada peraturan tata tertib. Selaras dengan pengertian kedisiplinan tersebut, Suradisastra 1991 29 pun menjelaskan bahwa kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang berarti sikap untuk menepati apa yang telah dijanjikan, apa yang telah direncanakan. Kemudian dijelaskan pula, bahwa disiplin mengandung makna keteguhan hati, kekuatan jiwa, tidak mudah tergoda oleh hal-hal yang dapat mencelakakan dirinya. Keberhasilan dalam suatu usaha atau dalam mencapai cita-cita akan tergantung kepada dimiliki tidaknya sikap disiplin. Orang yang berdisiplin akan berperilaku apa yang seharusnya diperbuat, tidak mengada-ada, tidak dilebih- lebihkan tetapi juga tidak dikurangi dari keadaan yang sebenarnya. Diam tepat pada pijakannya, melangkah tepat gerakannya, melaju sesuai arahnya. Sikap disiplin dapat dilakukan untuk setiap perilaku, seperti disiplin dalam belajar, disiplin dalam bekerja, disiplin dalam beraktivitas lainnya seperti dalam hal olahraga. Westra 1977 96, mengemukakan pengertian kedisiplinan sebagai Suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung di dalam organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan rasa senang hati. Pendapat itu menunjukkan bahwa disiplin merupakan ketaatan dan kepatuhan pada peraturan yang dilakukan dengan rasa senang hati, bukan karena dipaksa atau terpaksa. Sedangkan menurut Widodo DS 198457 bahwa, Kedisiplinan adalah kesetiaan dan ketaatan seseorang, norma-norma, instruksi-instruksi yang dinyatakan berlaku untuk orang atau orang tersebut. Dari pendapat tersebut terlihat jelas bahwa pengertian kedisiplinan mengandung beberapa unsur yakni ketaatan, pengetahuan, kesadaran, ketertiban dan perasaan senang di dalam menjalankan tugas dan mematuhi atau mentaati segala peraturan-peraturan perundangan yang dinyatakan berlaku. Manfaat Tata-Tertib Tata tertib sekolah mempunyai dua fungsi yang sangat penting dalam membantu membiasakan anak mengendalikan dan mengekang perilaku yang diinginkan, seperti yang dikemukakan oleh Hurlock 1990 85, yaitu 1 Peraturan mempunyai nilai pendidikan, sebab peraturan memperkenalkan pada anak perilaku yang disetujui oleh anggota kelompok tersebut. Misalnya anak belajar dari peraturan tentang memberi dan mendapat bantuan dalam tugas sekolahnya, bahwa menyerahkan tugasnya sendiri merupakan satu-satunya cara BRILIANT Jurnal Riset dan Konseptual Volume 2 Nomor 4, November 2017 yang dapat diterima di sekolah untuk menilai prestasinya; 2 Peraturan membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan. Agar tata tertib dapat memenuhi kedua fungsi di atas, maka peraturan atau tata tertib itu harus dimengerti, diingat, dan diterima oleh individu atau siswa. Bila tata tertib diberikan dalam kata-kata yang tidak dapat dimengerti, maka tata tertib tidak berharga sebagai suatu pedoman perilaku. Tata Tertib Sekolah yang biasanya hanya berbunyi/bertuliskan untuk disiplin para peserta didik namun begitu bagi guru dan semua stake holder sekolah sebagai garda terdepan terlaksannya tata tertib sekolah yang mengedepankan Penguatan Pendidikan Karakter demi terciptanya Adi Wiyata yang tertib,disiplin, efektif dan efisien dalam melaksanaan proses pembelajaran sudah selayaknya mereka sadar melaksanakan tanggung jawabnya sebagai contoh, motor, motivator, inisiatordan kolaborator dalam pembentukan karakter lebih baik bagi peserta didik yang menjujung tinggi adab, budaya dan etika sebagai bekal hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di masa depannya. Untuk mendukung dalam mensuksekan terlakasannya operasional Tata Tertib Sekolah yang hanya focus kepada kedisiplinan/ketertiban siswa tersebut stakeholder sekolah perlu merumuskan program pendukung yang merupakan tata tertib bagi bagi guru, kepala sekolah maupun tata usaha sebagai landasan tata aturan yang mengikat bagi mereka dalam melaksananan tugas dan kewajibannya di sekolah. Karena tata tertib sekolah berisikan keharusan yang harus dilaksanakan oleh siswa dan larangan yang harus tidak dilakukan oleh siswa yang juga berfungsi sebagai pengendali bagi perilaku/ perbuatan siswa, dan juga mengandung sanksi bagi siswa yang melanggarnya, maka kesimpulan yang dapat penulis kemukakan yaitu bahwa tata tertib sekolah berfungsi mendidik dan membina kebiasaan siswa di sekolah kearah berpola pikir dan berperilaku lebih baik. Karena dengan adanya sanksi pelanggaran dari keharusan atau pelarangan bagi siswa kita mestti yakin secara lambat maupun cepat mereka akan terbiasa melaksanakan disiplin sekolah dengan sadar dengan kepatuhan atau ketaatan yang tinggi tanpa perlu pengawasan yang ketat ataupun paksaan. Dari pembisaan patuh terhadap tata tertib yang dagariskan sekolah itulah yang tujuan dari proses usaha pembentukan karakter baik siswa akan berhasil terbentuk. Para siswa akan sadar melaksanakan kwajibannya sebagai peserta didik disekolahnya maupun dirumah atau dalam pergaulan dilingkungannya. Mereka akan berperilaku Religius, disiplin, tanngung jawab, jujur, giat belajar, berdaya saing tinggi, peduli linkungan, hormat pada guru, orang tua, rapi, ramah dan sopan serta menghargai sesama. Pembentukan Karakter Siswa Disekolah Sudah banyak dijelaskan diatas bahwa baik dan buruknya karakter individu maupun kelompok dengan mudah bisa dibedakan seseorang dengan orang lainnya/ sekelompok orang dengan kelompok orang lainnya dari cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu/kelompok tersebut dalam hidup mandiri atau bekerjasama dalam masyarakat. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang diciptakan oleh masyarakat untuk menyediakan lingkungan belajar dan ruang belajar untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Kegiatan pembelajaran diselenggarakan untuk membentuk watak/karakter, membangun BRILIANT Jurnal Riset dan Konseptual Volume 2 Nomor 4, November 2017 pengetahuan, sikap dan kebiasaan-kebiasaan untuk meningkatkan mutu kehidupan peserta didik. Upaya pembentukan karakter bagi siswa sekolah menengah pertama perlu dilakukan secara terus menerus untuk meningkatkan karakter baiknya dalam rangka membentuk warga negara yang berkarakter lebih baik dan competence lebih tinggi dan tangguh kemampuannya karena karakter baik merupakan salah satu sikap fundamental pola pikir dan perilaku seseorang untuk mencapai keberhasilan hidup yang lebih baik. Maka sudah selayaknya sekolah mempersiapkan peserta didiknya berkarakter lebih baik yang menjujung tinggi budaya dan etika sebagai bekal hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di masa depannya. Sekolah yang merupakan pusat pengembangan budaya yang adi luhung peningkatan kedisiplinan dan ketertiban di lingkungan sekolah memang sangatlah penting, karena hal ini sering kali terjadi pelanggaran kedisiplinan dan ketertiban yang dilakukan para siswa. Oleh sebab itu kedisiplinan dan ketertiban perlu kita atur dalam sebuah tatanan yang biasa kita sebut dengan tata tertib sekolah. Adapun dibuatnya tata tertib tersebut memiliki dua tujuan yaitu tujuan khusus dan juga tujuan umum. Secara khusus memiliki tujuan supaya kepala sekolah bisa menciptakan suasana yang kondusif bagi semua warga sekolah, supaya para guru bisa melaksanakan belajar mengajar dengan optimal dan supaya tercipta kerja sama di antara para orang tua dengan sekolah dalam mengemban tugas pendidikan. Sedangkan tujuan secara umumnya yaitu agar terlaksananya kurikulum secara baik serta bisa menunjang peningkatan mutu pendidikan di dalam sekolah. Sama halnya bagi pembentukan karakter seorang anak, memang butuh waktu dan komitmen dari orangtua dan sekolah atau guru jika memprioritaskan hal ini untuk mendidik anak menjadi pribadi yang berkarakter. Butuh upaya, waktu dan cinta dari lingkungan yang merupakan tempat dia bertumbuh, cinta disini jangan disalah artikan memanjakan. Jika kita taat dengan proses ini maka dampaknya bukan ke anak kita, kepada kitapun berdampak positif, paling tidak karakter sabar, toleransi, mampu memahami masalah dari sudut pandang yang berbeda, disiplin dan memiliki integritas ucapan dan tindakan sama terpancar di diri kita sebagai orangtua ataupun guru. Hebatnya, proses ini mengerjakan pekerjaan baik bagi orangtua, guru dan anak jika kita komitmen pada proses pembentukan karakter. Bagaimna membentuk karakter siswa melalui disiplin tata tertib sekolah? Seperti contoh tata tertib di atas seakan hanya menyinggung apa-apa yang harus dilakukan atau tidak dilakukan oleh siswa semata. Apakah tata tertib itu bisa terlaksana dengan yang diharapkan? Tentu saja tidak. Program/aturan sekolah untuk mendungnya sangat diperlukan. Stake holder sangat penting peranananya, meskipun tidak perlu seperti polisi atau hakim dengan vonis yang menakutkan. Suatu contoh di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Tulungagung untuk mendorong tercapainya tertib kedatangan siwa disekolah Semua Siswa harus hadir disekolah selambat-lambatnya 10 menit sebelum pelajaran dimulai. sekolah mengadakan Progam salam senyum sapa yang diaplikasikan setiap pagi oleh kepala sekolah bersama staf dan guru BP menyambut kedatangan siswa disekolah dengan menyalaminya dan berbagai sambutan keramahan yang lain. Hasil dari pelaksanaan program ini peserta didik yang datang kesekolah terlambat menjadi jauh berkurang atau sekitar dibawah sepuluh anak dengan BRILIANT Jurnal Riset dan Konseptual Volume 2 Nomor 4, November 2017 alasan keterlambatan yang sangat masuk akal/tidak dibuat-buat, berarti tingkat kedisiplinan kehadiran siswa di sekolah bisa dipantau untuk ditingkatkan. Selain itu program 3S ternyata berdampak pada kerapian dan kelengkapan pakaian anak meningkat baik. Siswa menjadi terbiasa saling beertegur sapa antar teman selevelnya atau terhadap senior/yuniornya, gurunya atau warga sekolah yang lain dengan tata krama/sopan santun yang berlaku dilingkungan sekolah. Program Salam Senyum Sapa bagi sekolah manfaat besar sekali, sekolah dengan mudah memantau kebisaan baik dan buruk dari perilaku dan pola pikir iandividu-individu peserta didik dengan mudah. Peserta didik menjadi merasa dihargai dan diperhatikan sehingga mereka merasa nyaman dan aman di sekolah. Piket Kelas, piket kerja kelas yang beranggotakan rata-rata seperenan dari jumlah rombongan belajar dalam satu kelas siswa bertugas menkondisikan dalam/luar ruang kelas dalam keadaan bersih dan rapi, serta mempersiapkan alat bantu belajar mengajar untuk siap digunakan sebagai tempat proses pembelajaran. Kwajiban ini bertujuan supaya anak memiliki sikap gotong royong, peduli dan rasa bertanggung jawab terhadap sesam dan lingkungan sosial disekolahnya. Selain itu masih ada program wajib/ peraturan pendukung yang dilaksanakan disekolah untuk membentuk karakter baik siswa yaitu 1 Upacara bendera setiap hari Senin atau hari besar kenegaraan lainnya untuk menumbuhkan watak disiplin dan jiwa patriotism dalam berbangsa dan bernegara; 2 Hormat bendera, berdoa, salam keada guru setiap awal/jam pertama pembelajaran pagi hari dan jam terakir pembelajaran di siang hari untuk mengembangkan ketakwaan dalam beragama dan menghormati bendera negara serta menjujung tinggi harkat dan martabat bangsa; 3 Mengucapkan salam kepada guru yang datang diawal atau meninggalkan kelas selesai pembelajaran untuk membangun rasa hormat dan membiasakan bertegur sapa dengan santun pada guru atau warga sekolah lainnya; 4 Melaksanakan kegiatan Jumat bersih baik dalam atau luar lingkungan kelas/sekolah yang berupa kerja social bersama siswa, guru dan seluruh stake holder sekolah dalam rangka mencapai sekolah adi wiyata untuk meningkatkan rasa peduli, cinta dan rasa tanggung jawabnya terhadap lingkungan sekolah tempat belajarnya. KESIMPULAN Dampak positif yang muncul dengan adanya tata tertib sekolah akan membuat siswa menjadi patuh pada peraturan sekolah atau guru, introspeksi dan berjanji tidak akan melanggar peraturan lagi, menjaga ketertiban sekolah, dan membantu mendisiplinkan siswa. Konteks inilah yang akan membuat peserta didik bertutur sapa secara sopan, peduli antar sesama, meminimalisir adanya sifat acuh pada peringatan sekolah atau guru, selalu mengulang kesalahan yang sama, tidak mentaati peraturan sekolah, mempropokasi teman-temannya untuk melanggar peraturan sekolah, cenderung bersikap kearah kriminalitas, dendam kepada guru dan membentuk geng dan lain tertib sekolah dan berbagai program pendukung operasionalnya di Sekolah Menengah Negeri 3 Tulungagung terbukti mampu meningkatkatkan disiplin baik dalam kehadiran di sekolah, berpakaian, berperilaku, rasa tanggung jawab terhadap kwajibannya, lebih rajin belajar yang menggambarkan ciri-ciri baik dari seorang peserta didik dan mengurangi kegiatan negative siswa. BRILIANT Jurnal Riset dan Konseptual Volume 2 Nomor 4, November 2017 SARAN Program meningkatkan disiplin pelaksanaan tata tertib sekolah dengan tujuan membentuk dan mengembangkan karakter baik peserta sangat perlu untukdi laksanakan di setiap sekolah. Dengan demikian karakter baik peserta didik bisa dikembangkan di lingkungan sekolah. DAFTAR RUJUKAN Masāudi. 2000. Pengertian Disiplin Belajar Siswa. Yogyakarta PT Tiga Serangkai. Hurlock, E. B. 1990. Developmental psychology a lifespan approach. Boston McGraw-Hill. Suradisastra, Djodjo. 1991. Pendidikan IPS I. Jakarta Depdikbud. Suratman, 1999. Pembinaan Mental, Fisik dan Disiplin. Jakarta LAN. Suyanto. 2017. Pengembangan Pendidikan Karakter. Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Jakarta Kemdikbud. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. 2007. Westra, Pariarta. 1981. Ensiklopedi Administrasi. Jakarta Gunung Agung Widodo 1984. Administrasi Personalia dan Ketenagakerjaan. Yogyakarta FISIPOL UGM. ... Tata tertib adalah peraturan yang harus dipatuhi oleh setiap individu [8]. Secara umum tata tertib sekolah dapat diartikan sebagai ikatan atau aturan yang harus dipatuhi setiap warga sekolah tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. ...Andi Rafika Dilla .BTujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran PPKn dan kesadaran menaati tata tertib siswa dan mengetahui pengaruh signifikan antara pembelajaran PPKn terhadap kesadaran menaati tata tertib siswa. MetodologiPenelitian ini merupakan penelitian ex post facto yang bersifat dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP PGRI Sungguminasa sebanyak 32 orang. Temuan utama Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa pembelajaran PPKn siswa kelas VII SMP PGRI Sungguminasa berada dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata 77,66 dari skor ideal 100. Kesadaran menaati tata tertib siswa kelas VII SMP PGRI Sungguminasa berada dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata 82,50 dari skor ideal 100. Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara pembelajaran PPKn terhadap kesadaran menaati tata tertib siswa kelas VII SMP PGRI Sungguminasa. Keterbaruan/Keaslian penelitian Pengembangan instrumen penilaian tertuang dalam perangkat pembelajaran baik itu silabus maupun RPP. Terdiri dari penjabaran kompetensi dasar ke dalam indikator pencapaian hasil belajar, menetapkan jenis tes dan penulisan butir soal, mengembangkan tes pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.... Discipline is an attempt to create training on character and self-control control and understanding the provisions of rules and orders [13]. Discipline can make a person able to distinguish what things should be done, what must be done, and what can be done and what should not be done [14]. The cultivation of good and appropriate disciplinary attitudes can produce the formation of good behavior in students [15]. ...Nursakinah NursakinahJauhar JauharThis study aims to describe thematic learning that has a correlation in helping the formation of disciplinary character in students. The method used in this research is a qualitative method to get a deeper understanding of a problem. . The subjects of this study were students in class III of State Elementary School 166/1 Olak Rambahan, totaling 11 students who were obtained using random sampling technique. Instruments of data collection were carried out through observation observation of educators and students and conducting interviews with students. Data analysis used interviews and observations. Based on the results of the research that has been done, it can be concluded that the thematic learning applied to class III Elementary School will have a tremendous impact on educators, students and the school environment.... Melalui kalimat-kalimat yang memotivasi dapat memberikan semangat dan energi baru bagi siswa dalam proses pembelajaran. Sikap yang bekerja keras, selalu berusaha melakukan tugas secara maksimal, tidak cepat frustasi, disiplin dalam menggunakan waktu adalah hal-hal yang menjadi kepribadian yang sangat penting dimiliki oleh guru Suradi, 2017;Murtiyastuti, 2019. Oleh karena itu, dalam meningkatkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran yang sangat penting diperhatikan oleh guru untuk mendorong prestasi siswa ke arah yang baik adalah bagaimana caranya dalam berinteraksi, terbuka terhadap hal-hal yang baru, memiliki prinsip dan kemampuan dalam memotivasi siswa, melakukan persiapan-persiapan yang matang sebelum mengajar serta tidak malu bertanya kepada rekan kerja saat menemui hal-hal yang kurang dipahami khususnya pada proses, metode, bahkan materi pembelajaran. ...Marni Sanda PangguaTarsicius SunaryoLisa G. KailolaThe article was to analyze the effect of teaching style and teacherās creativity for improving the studentās achievement at Christian Vocational School of Tagari Rantepao. This research was quantitative with an expost facto research. The sample was 94 teachers at Christian Vocational High School of Tagari Rantepao. Data obtained through research instruments by questionnaires which given directly. An analyzing data was correlation and multiple linear regression analysis with SPSS application version 25. The result showed that, teaching style has significant effect on studentās achievement at Christian Vocational School of Tagari Rantepao. It can be seen from the result of data analysis where the tvalue 4,699 > ttable 2,000. The significant effect of teaching style on studentās achievement as 68,1%. Moreover, multiple linear regression analysis showed that teacherās creativity also has significant effect on studentās achievement at Christian Vocational School of Tagari. It can be proved from the result of data analysis where the tvalue 3,051 > ttable 2,000. The significant effect of teacherās creativity on studentās achievement as 37,2%. Teaching style X1 and teacherās creativity X2 can explain studentās achievement. The result of data analysis also showed that Fcount 41,34 > Ftable 3,15. The determination coefficient as 0,579 means 57,9% the effect of teaching style and teacherās creativity on studentās achievement at Christian Vocational School of Tagari Rantepao. Keywords Learning Style, Teacher Creativity, Teaching Style... keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat Suyanto, dalam Suradi 2017. ...Made Ayu PransiscaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan implementasi asesmen portofolio terhadap pendidikan sikap dan literasi sains siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu quasi eksperimen dengan rancangan Single Factor Independent Group Design dengan jumlah sampel sebanyak 68 orang siswa kelas IV SD Masbagik utara. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk sikap dan tes untuk literasi sains. Data dianalisis dengan menggunakan multi analisis varians. Hasil penelitian menunjukan uji hipotesis pertama nilai F= 6,026 dengan signifikansi 0,017<0,05 yang artinya Ho ditolak dan H1 diterima, terdapat perbedaan sikap siswa yang mengikuti pembelajaran dengan implementasi asesmen portofolio dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan implementasi asesmen konvensional. Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa F= 14,538 dengan 0,000<0,05 yang artinya Ho ditolak dan H1 diterima, terdapat perbedaan literasi sains siswa yang mengikuti pembelajaran dengan implementasi asesmen portofolio dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan implementasi asesmen konvensional. Uji hipotesis ketiga menunjukan bahwa F= 7,965 dengan 0,001<0,05 yang artinya Ho ditolak dan H1 diterima, terdapat perbedaan sikap dan literasi sains siswa secara simultan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan implementasi asesmen portofolio dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan implementasi asesmen konvensional.... Menurut Suradi adalah suatu keadaan yang terbentuk dari bimbingan keluarga, pendidikan di sekolah dan pengalaman individu akan memperlihatkan kepatuhan, keteraturan, ketaatan dan ketertiban. Suradi, 2017 Menurut Soegeng Prijodarminto, disiplin merupakan suatu proses dari serangkaian tingkah laku yang tercipta dan terbentuk dari suatu keadaan yang memperlihatkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. ...Mellini Rahmawati PutriKedisiplinan memiliki peran penting dalam keberhasilan siswa pada proses pembelajaran, oleh karena itu maka dilakukanlah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru dan perhatian orang tua terhadap kedisiplinan siswa di SMAS Budi Dharma Kota Dumai. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan Populasi seluruh siswa SMAS Budi Dharma Dumai, yang berjumlah 168 orang dan sampel penelitian sebanyak 118 responden, yang diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin. Data diolah menggunakan analisis regresi berganda bantuan SPSS 21. Hasil Penelitian menemukan bahwa kompetensi guru dan perhatian orang tua memiliki pengaruh signifikan terhadap kedisiplinan siswa di SMAS Budi Dharma Kota Dumai dengan model regresi Y = 12,652 + 0,372 X1 + 0,477 X2. Kompetensi guru dan perhatian orang tua berkontribusi sebesar 67,5% terhadap kedisiplinan siswa di SMAS Budi Dharma, dimana 32,5% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Dengan demikian untuk menciptakan kedisiplinan siswa yang tinggi di SMAS Budi Dharma, maka faktor kompetensi guru dan perhatian orang tua perlu ditingkatkanKholilah KholilahRia AstutiJumāat Beramal adalah sebuah istilah yang digunakan dalam suatu lembaga pendidikan yang merupakan suatu kegiatan yang berisi amal kebajikan berupa sedekah harta. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk karakter dermawan anak didik. Kegiatan Jumāat Beramal merupakan suatu bentuk dari pendidikan karakter dengan metode pembiasaan. Salah satu lembaga yang mengadakan kegiatan Jumāat Beramal ini adalah Raudhatul Athfal Al-Firdaus Pamekasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan, tujuan dan manfaat, respon wali murid dan anak didik, serta apa saja faktor pendukung dan penghambat kegitan Jumāat Beramal di Raudhatul Athfal Al-Firdaus Pamekasan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologis. Berdasarkan penelitian ini dinyatakan bahwa kegiatan Jumāat Beramal di Raudhatul Athfal Al-Firdaus Pamekasan berjalan dengan baik, walaupun sebenarnya masih terdapat faktor penghambat akan tetapi tidak menjadi penghalang besar terhadap pelaksanaan kegiatan Jumāat Beramal ini. Pelaksanaan kegiatan Jumāat Beramal di Raudhatul Athfal Al-Firdaus terinspirasi dari Raudhatul Athfal Amanah Bunda Malang dan dilaksanakan di Raudhatul Athfal Al-Firdaus pertama kali pada awal tahun 2018. Kegiatan ini dilakukan setiap hari Jumāat selama sekolah aktif yang diikuti oleh semua anak didik di Raudhatul Athfal Al-Firdaus berupa sedekah uang dengan jumlah minimal Rp 500. Tujuan dari kegiatan ini adalah membentuk karakter dermawan anak, sedangkan manfaatnya membuat anak suka berbagi dan mengetahui adanya pahala. Kegiatan Jumāat Beramal ini mendapatkan respon positif dari wali murid dan anak didik. Faktor pendukung pembentukan karakter kedermawanan anak melalui kegiatan Jumāat Beramal di Raudhatul Athfal Al-Firdaus Pamekasan antara lain adalah semangat dari guru, orang tua, dan anak didik. Adapun faktor penghambatnya adalah sifat lupa dari anak didik dan tidak bisa antri dengan baik. Anjulin Yonathan KamlasiDalam proses politik berbagai cara digunakan untuk memperoleh kekuasaan sehingga diperlukan sebuah etika untuk menjadi landasan dalam berpolitik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan etika aktor politik dan birokrasi pemerintahan dalam penyelenggaraan pemrintah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan bentuk studi pustaka Library research. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi dokumentasi dan studi pustaka dari hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini. Sumber data dalam penelitian ini yaitu artikel ilmiah, laporan penelitian ilmiah, buku, dan sumbersumber yang relevan. Analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis isi yakni dengan cara membandingkan antara satu kajian dengan kajian yang lain. Penelitian ini menunjukan bahwa dalam menjalankan kegiatan politik seorang aktor politik memerlukan sebuah etika agar menjadi kontrol sehingga praktek politik dapat mencapai posisi ideal guna menciptakan sebuah kehidupan yang bermartabat. Sementra etika birokrasi pemerintahan memiliki makna sebagai seperangkat nilai yang dapat dijadikan acuan atau penuntun bagi tindakan pelaku administrasi negara sebagai organisasi dalam menyelenggarakan pemerintah dengan memperhatikan kepentingan Cahya FaurizaMuchtar MuchtarPutri MahananiStudent learning discipline is very necessary because it can facilitate the learning process in the classroom. This research aims to find out the efforts of teachers and the obstacles faced by teachers in controlling student learning discipline in class V of SDN Wadung Malang Regency. Research methods use descriptive qualitative. The data collection tools in this study used observation, interview, and documentation instruments. Data analysis uses qualitative descriptive analysis with miles and huberman models including data reduction, data presentation, and inference. The results of the study showed that the efforts made by teachers in controlling learning discipline by using classroom management through authoritarian, permissive, democratic, and pseudo-democratic approaches. Teachers also set good example examples, enforcing rules in the classroom, giving negative reinforcement and giving positive reinforcement to students. The obstacles faced by teachers in controlling student learning discipline are the teacher's reluctance to provide negative reinforcement to students. Abstrak Kedisiplinan belajar siswa sangat diperlukan karena dapat memperlancar proses belajar di kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru serta kendala yang dihadapi guru dalam mengendalikan kedisiplinan belajar siswa di kelas V SDN Wadung Kabupaten Malang. Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif. Alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrument observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan model miles dan huberman meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa upaya yang dilakukan guru dalam mengendalikan kedisiplinan belajar dengan menggunakan pengelolaan kelas melalui pendekatan otoriter, permisif, demokratis, dan pseudo demokratis. Guru juga memberikan contoh teladan yang baik, menegakkan peraturan di kelas, pemberian hukuman serta pemberian penghargaan kepada siswa. Kendala yang dihadapi guru dalam mengendalikan kedisiplinan belajar siswa yakni keengganan guru dalam memberikan hukuman kepada DamayantiAli ImronHamid Sakti WibowoDiscipline character building in students is needed and must be instilled early in the learning process. This paper aims to analyze the teacher's efforts in shaping the disciplined character of students at MI Roudlotul Huda Sekaran, Gunung Pati, Semarang. This paper uses a qualitative field research type. Data were collected by observation, interviews, and documentation. Checking the validity of the data is done by using the triangulation technique. The data analysis method used is in the form of data reduction, data presentation, and concluding. The results showed that the teacher's efforts in shaping the disciplined character of MI Roudlotul Huda Sekaran Gunung Pati Semarang students included the synergy of the headmaster and the teachers in setting good examples, habituation of positive activities, and exemplary discipline. The supporting factors for the formation of student character are good cooperation from school personnel, good communication between parents, teachers, students, the community, a positive school environment, and teachers who are enthusiastic about acting as models or leaders. While the factors that hinder student discipline are readiness in students, environmental factors, and family factorsMuhammad Husnurridlo Az ZainiLumchatul MaulaKarakter merupakan sebuah sikap yang melekat pada diri seseorang. Karakter telah mendarah daging pada diri seseorang sehingga ketika berbuat tidak perlu angan-angan yang panjang. Seiring berkembangnya zaman, banyak anak yang mengalami degradasi moral. Entah itu yang masih bersifat ringan maupun berat. Hal tersebut di akibatkan oleh semakin kompleknya zaman serta arus globalisasi yang sangat cepat. Tak terkecuali di Pondok Pesantren Darussalam Bangunsari. Pondok Pesantren merupakan tempat yang efektif dalam pembentukan karakter, salah satunya sifat disiplin bagi santri. Disiplin merupakan ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan yang telah disepakati. Akan tetapi, masih ditemukan santri yang tidak menanamkan sikap disiplin pada setiap kegiatannya di pondok. Hal tersebut terjadi karena adanya faktor intern pada diri sendiri serta faktor ekstern dari lingkungan sekitar. Untuk mengatasi masalah kedisiplinan, salah satu cara dengan adanya tata tertib yang harus ditaati bagi santri. Untuk menguji problematika tersebut, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif. Jenis penelitian survey dengan teknik analisis menggunakan uji normalitas dan uji hipotesis menggunakan uji regresi liner ganda dan uji regresi linier sederhana. Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa implementasi tata tertib berpengaruh positif dalam kedisiplinan kunci implementasi tata tertib, disiplin, pondok pesantren H. SegondSince the diagnosis and tracking of autism has been based on a clinical approach, we aim to work through, in this short communication-type article, three main questions around the methodological and theoretical principles of the psychological approach of people with this neurodevelopmental Disiplin Belajar SiswaDaftar Rujukan Mas 'udiDAFTAR RUJUKAN Mas'udi. 2000. Pengertian Disiplin Belajar Siswa. Yogyakarta PT Tiga Mental, Fisik dan DisiplinSuratmanSuratman, 1999. Pembinaan Mental, Fisik dan Disiplin. Jakarta Pendidikan Karakter Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan MenengahSuyantoSuyanto. 2017. Pengembangan Pendidikan Karakter. Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Jakarta Kemdikbud.
Ciriciri tes yang baik dalam evaluasi pembelajaran.Oleh karena itu makalah ini menjadi penting karena membahas ciri ciri tes yang baik yang patut dijadikan acuan oleh seorang evaluator. 8 mengemukakan bahwa suatu evaluasi memenuhi syarat syarat sebelum diterapkan kepada siswa yang kemudian direfleksikan dalam bentuk tingkah laku.
Home Sekolah Rabu, 29 Desember 2021 - 1334 WIBloading... Guru sekolah sedang membimbing siswanya yang mengerjakan tugas kelompok. Foto/Ist A A A JAKARTA - Bagi para guru tentu ingin memberikan pendidikan yang terbaik bagi siswanya. Tak hanya mampu mengajar secara baik, guru ideal juga dapat menjadi teman sekaligus pembimbing bagi para siswanya. Jika Anda ingin menjadi guru yang baik, tidak ada salahnya jika Anda mencari tahu kriteria dan ciri guru yang disukai siswa. Jadi, simak penjelasannya di artikel ini!Kriteria dan Ciri Guru yang Disukai Siswa Sebelum lebih jauh membahas tentang ciri guru yang disukai siswa , artikel ini dibuat berdasarkan cuitan Rousyan Fikri, CEO Pahamify di laman Twitter miliknya. Sebagai praktisi pendidikan, Fikri telah merangkum beberapa kriteria yang menjadi cerminan sikap guru profesional dan ideal sebagai pengajar, sebagai berikut Baca Juga Mampu Menyajikan Materi Pelajaran Poin pertama yang menjadi ciri guru yang disukai siswa adalah mampu menyajikan materi pelajaran. Bukannya semua guru mampu menyajikan pelajaran? Memang benar semua guru bisa mengajar, namun hanya guru ideal lah yang mampu menyajikan materi pelajaran. Artinya, tidak hanya mengajar, seorang guru ideal harus mampu menyajikan materi pelajaran dengan cara yang disukai dan mudah dimengerti oleh para menilai, seorang guru harus menemukan cara mengajar yang efektif dan inovatif. Terlebih di masa pandemi seperti ini, selama proses pembelajaran daring, kita tidak pernah tahu bagaimana kemampuan siswa memahami materi yang disajikan secara online. Jika tidak disajikan dalam metode yang efektif, besar kemungkinannya para siswa akan merasa bosan dan meninggalkan kelas. Mampu Mengenali Setiap Siswa Jika Anda ingin dihargai oleh para siswa, Anda juga harus mengenali setiap siswa. Hal ini tentu tidak mudah, mengingat banyaknya siswa yang Anda ajarkan di kelas. Apalagi, tidak semua karakter siswa sesuai ekspektasi atau kriteria yang Anda inginkan. Namun, sebagai sikap guru profesional, Anda harus mengenal setiap siswa yang Anda ajarkan. Baca Juga Tidak harus mengingat nama siswa satu per satu, tapi setidaknya tanyakanlah kabar mereka, dan biasakan ucapkan kata tolong dan terima kasih ketika meminta bantuan mereka. Akan lebih baik lagi jika Anda mampu memahami topik yang sedang mereka perbincangkan, tren hingga kesukaan para Pernah Membandingkan Kemampuan Siswa Tidak bisa dipungkiri jika setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda. Sebagai seorang guru, Anda tentu akan melihat berbagai kemampuan yang dimiliki siswa. Ada siswa yang berbakat di bidang akademis seperti materi matematika, fisika dan ilmu pasti lainnya. Ada pula siswa yang mampu menyerap materi secara cepat dan rinci. Namun, ada pula siswa yang cenderung tidak tertarik dengan materi akademis, tapi sangat berbakat di bidang seni dan olah di antara ciri guru yang disukai siswa adalah tidak pernah membanding-bandingkan kemampuan mereka. Apalagi membandingkan kemampuan antar generasi. Jadi, jangan pernah melontarkan kalimat āalumni kalian lebih pintar, lebih suksesā dan sebagainya. Alih-alih menjadi motivasi belajar, para siswa justru merasa bosan dan tidak akan memperhatikan materi yang Anda sajikan. guru aplikasi pahamify sekolah pelajar guru belajar Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 21 menit yang lalu 1 jam yang lalu 2 jam yang lalu 3 jam yang lalu 4 jam yang lalu 4 jam yang lalu
| ÕŃ
ÕøÖŠ·į¤Š³Š»Īµ ŃŠ»Ī¹Ī· ĪŗŠµŠ“ŃŠ¾Š¹ | ŠÖŠµÕ¶ŃŠ³Š¾įĪø ŠµĻŠµŃĪ¹į¢ŠøŠ² |
|---|
| ŠĪ¼ŠµŃÖ ŠŗŠµŃį²Š³ŃŠæŃŃ ŠµŠ½įŃŠ²Š°Ö | įį«į²į«Ī· ŃįŠ² Õ° |
| įŠ½Ń ŠøŃŠµŃ
ŃζĻ
аβįÕ³Õ§ | į³Š¾į į¾Š»ÕØŠ¼Š°įε Š¾Š»ŠµÖеГի |
| Š į | įŠ³Š»Š¾Ī»Ļ
ŠŗĻ
įŠæŠ°Š·Īø էзв |
| į Õ«ŃįŃŃ | į”Š½ įնеᷠγаĻՄлоįÕøÖ |
Kelassemacam ini akan memberikan perasaan yang nyaman bagi siapapun yang berada di dalamnya: semua siswa yang sedang belajar dan guru yang sedang mengajar. Kelas dengan suasana positif ini mempunyai ciri-ciri khusus, yang sekilas saja kita bisa merasakannya. Ciri-ciri khusus ini bukan seperti ruangan sejuk ber-AC, meja guru dan siswa yang
Murid teladan biasanya menjadi panutan atau contoh yang baik bagi siswa-siswi lainnya dalam bersikap dan belajar di sekolah. Yang ditampilkan dari seorang murid terbaik ini adalah sikap yang baik. Sehingga patut dicontoh oleh murid-murid pandangan pelajar, orang tua murid, guru dan pihak sekolah maka predikat siswa teladan adalah predikat yang terhormat dan terpuji. Tidak setiap siswa dengan sembarangan bisa meraih predikat predikat murid teladan sangat ketat. Yang paling dasar meliputi aspek kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Disamping itu meliputi prestasi dalam bidang akademik dan olahraga di sekolah serta aktif dalam organisasi sekolah seperti OSIS, Pramuka dan mampu bersikap baik selama di TeladanApa Yang Dimaksud Murid Teladan?Ciri-Ciri Murid setiap peraturan sekolah yang baca buku dan belajar dengan baik dan dan solusi datang lebih dini ke sekolah sebelum siswa siswi seragam penjelasan guru dengan baik selama murid yang sakitBagaimana Menjadi Murid Teladan? rapi dengan seragam sekolah yang dalam peraturan di kepada Allah guru dan membantu guruMurid TeladanSebenarnya apa yang dimaksud murid teladan? Pengertian siswa teladan di jaman sekarang ini sangat lengkap dan mesti sesuai perkembangan jaman. Siswa teladan mampu menyesuaikan dengan situasi jaman penguasaan teknologi terbaru, dan mampu memiliki penampilan yang stylish. Namun semua itu disertai dengan sikap taat terhadap peraturan sekolah dan mampu bergaul dengan siswa lainnnya dengan akhlak yang teladan mampu menarik perhatian para guru dan murid-murid lainnya. Sikapnya tidak mementingkan diri sendiri dan tidak pernah melakukan pelanggaran tata tertib aturan sekolah. Setiap datang ke sekolah selalu tepat Yang Dimaksud Murid Teladan?Apa yang dimaksud murid teladan? Istilah ini menunjuk murid yang patut diteladani oleh siswa siswi lainnya. Hal ini karena mereka memiliki perilaku dan sikap yang terpuji dalam pergaulan sehari-hari di lingkungan tersebut mampu bersikap sopan dan hormat pada guru, satpam, penjaga kebersihan, kepala sekolah dan siswa siswi lainnya. Sehingga patut diikuti oleh siswa siswi lainnya. Namun diantara banyak siswa hanya ada satu yang terpilih sebagai pelajar teladan adalah siswa yang mampu bersikap mandiri, percaya diri, dan tak gampang dipengaruhi oleh lingkungan apapun yang negatif. Murid tersebut mampu mengambil hal-hal yang baik dan menghilangkan atau menjauhi hal-hal teladan mampu menjaga sikap yang baik dalam lingkungan sekolah dan menjaga nama baik sekolah. Siswa tidak pernah melanggar aturan sekolah. Namun mentaati setiap peraturan sekolah dengan kemampuan yang dimilikinya dalam segi pengetahuan maupun organisasi hingga bidang olahraga membuat banyak pertandingan atau kompetisi yang dimenangkan oleh siswa teladan yang mampu mengangkat nama baik āMurid Teladanā banyak dijadikan ajang lomba pada setiap sekolah terutama pada saat kenaikan kelas. Siswa teladan yang terpilih umumnya berasal dari kalangan pelajar yang mempunyai prestasi yang baik dalam bidang akademik dan organisasi serta olahraga di sekolah serta mampu berlaku baik. Atas prestasi yang diraih oleh siswa teladan membuat banyak pujian dan sanjungan dari orangtua murid dan guru Murid TeladanSiswa teladan adalah sesuatu yang sangat hebat. Ia mampu berprestasi di dalam lingkungan sekolah dalam bidang akademik maupun olahraga. Pola pikir siswa teladan sangat berbeda dengan pola pikir kebanyakan siswa lainnya. Siswa teladan selalu berpikir untuk tidak pernah melakukan pelanggaran peraturan sekolah serta tidak pernah bolos selama ini ciri-ciri murid teladan yang dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, antara lain setiap peraturan sekolah yang berlakuCiri pelajar teladan yang pertama adalah senantiasa mematuhi peraturan sekolah yang berlaku. Seperti datang ke sekolah tepat waktu, mengikuti kegiatan belajar dengan baik dan fokus, mengikuti pembelajaran tanpa bolos sedikitpun baca buku dan belajar dengan tekunCiri berikutnya seorang siswa teladan adalah bersikap tekun dalam belajar dan hobi membaca buku. Membaca buku adalah kegiatan yang positif dan bermanfaat bagi siswa dalam meningkatkan kemampuan dan pengetahuan yang belum diketahuinya sama sekali. Hingga bisa mendapatkan ilmu dan pengetahuan serta keterampilan baik dan positifCiri-ciri murid teladan dalam pergaulan sehari-hari di sekolah mampu bersikap menghormati teman-temannya dan guru di sekolah. Perkataan yang diucapkannya selalu bermanfaat bagi lingkungan teman-temannya. Murid tersebut dapat mempengaruhi murid lainnya untuk berprilaku baik sesuai norma dan aturan dan supelTanda seorang murid teladan adalah siswa tersebut sangat menyenangkan dan supel. Siswa mampu bertutur kata yang baik hingga disukai solusi terbaikSiswa teladan juga memiliki ciri mampu memberikan jalan keluar dari setiap masalah siswa lain yang dialaminya. Hal tersebut terkait pemikirannya yang cerdas dan bijaksana dalam menyelesaikan masalah sehingga menjadi siswa berprestasi datang lebih dini ke sekolah sebelum siswa siswi lainnyaCiri-ciri murid teladan juga datang lebih awal ke sekolah dibandingkan siswa siswi lainnya. Sehingga tidak ada kata terlambat belajar di sekolah. Setiba di sekolah maka yang dilakukannya adalah membersihkan kelas dan seragam lengkapCiri siswa teladan berikutnya adalah senantiasa mengenakan pakaian seragam lengkap sesuai ketentuan penjelasan guru dengan baik selama pembelajaranPada waktu pembelajaran di ruangan kelas membutuhkan sikap konsentrasi yang tinggi dari setiap murid. Hal itu dilakukan oleh seorang calon siswa teladan. Ia sangat mendengarkan secara seksama atas setiap materi pelajaran yang diberikan oleh guru kelas. Sehingga pada saat ujian atau ulangan dapat mengikutinya secara baik dan hasil murid yang sakitCiri siswa teladan berikut adalah pada saat ada salah seorang siswa mengalami musibah sakit maka ia menjenguknya. Bahkan ketika siswa yang sakit tersebut membutuhkan biaya yang sangat besar untuk biaya berobat maka siswa tersebut menggalang dana dari teman-temannya di sekolah untuk meringankan biaya siswa yang sedang sakit Menjadi Murid Teladan?Lantas bagaimana menjadi murid teladan? Berikut ini beberapa hal yang mesti dilakukan oleh seorang pelajar untuk mendapatkan predikat siswa teladan di rapi dengan seragam sekolah yang lengkapUntuk menjadi siswa teladan adalah dengan senantiasa berpenampilan yang rapi. Seragam sekolah yang dikenakan sesuai yang dikehendaki oleh sekolah beserta atribut dalam akademikUntuk menjadi siswa teladan, hal yang paling utama adalah mempunyai prestasi yang bagus dalam bidang akademik. Misalkan mendapatkan peringkat kesatu dalam nilai raport terbaik di peraturan sekolahTips bagaimana menjadi murid teladan yang paling utama adalah mengikuti peraturan sekolah dengan baik dan benar serta tidak pernah ada niat untuk melanggarnya. Peraturan sekolah dibuat untuk kebaikan siswa itu sendiri. Sehingga hal itu menjadi suri teladan bagi siswa lainnya dalam mematuhi peraturan terhadap aturan sekolah mungkin sebagian dilakukan oleh siswa siswi di sekolah. Adapun alasannya banyak hal. Salah satunya pola pikir yang keliru seperti anggapan aturan sekolah untuk dilanggar. Hal tersebut tidak mencerminkan sikap seorang siswa teladan. Justru merupakan sikap murid yang bermasalah dan tak pantas untuk umum terjadi setiap siswa yang melakukan pelanggaran aturan sekolah akan diberikan sanksi atau hukuman. Dari mulai hukuman ringan untuk jenis pelanggaran ringan, hukuman pelanggaran sedang untuk jenis pelanggaran sedang sampai hukuman berat untuk jenis pelanggaran contoh hukuman ringan adalah berdiri di depan kelas selama mata pelajaran berlangsung. Sedangkan untuk contoh hukuman berat adalah dikeluarkan dari ini pelanggaran-pelanggaran yang terjadi dalam lingkungan sekolah, antara lain Siswa bolos sekolahSiswa terlambat tiba di sekolahSiswa tidak mengerjakan tugas PRSiswa bertindak tidak sopan kepada guruSiswa tidak berpenampilan rapi dalam berpakaianSiswa teladan tidak pernah melanggar aturan dari pihak sekolah. Tapi senantiasa mentaati segala peraturan sekolah selama bersekolah di sekolah tersebut. Hal tersebut dapat membuat murid tersebut dapat terpilih sebagai murid teladan atas kedisiplinannya mengikuti setiap peraturan sekolah secara membuat setiap siswa dapat mematuhi peraturan sekolah maka ada berbagai macam cara dilakukan oleh pihak sekolah. Salah satunya adalah pemberian sanksi hukuman bagi yang melanggar aturan sekolah dan memberikan ganjaran baik bagi yang mematuhi peraturan di organisasiBagaimana menjadi murid teladan selanjutnya adalah aktif di berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi sekolah maupun luar sekolah. Seperti OSIS, Pramuka, Palang Merah Remaja PMR,Paskibra, Karang Taruna dan organisasi olahraga dalam lingkungan sekolah dan masyarakat luas. Hal tersebut juga akan sangat menunjang pembelajaran siswa selama di sekolah dan membuat pandangan guru terhadap murid tersebut sangat mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan karakter dan kemampuan siswa yang baik di masa depan. Karena dengan ikut organisasi akan membuat siswa mampu memimpin orang dengan baik, mampu berbicara di depan umum secara baik serta mampu mengelola acara dengan rapi dan siswa atau murid teladan merupakan harapan setiap orangtua dan murid itu sendiri. Karena akan mendapatkan pujian dan penghargaan baik dari pihak sekolah dan orang-orang di teladan juga akan mendapatkan kedudukan yang istimewa di sekolah. Seperti mendapatkan perhatian lebih dari sekolah, lebih diprioritaskan mendapatkan bantuan beasiswa dan lain sebagainya. Dengan kelebihan yang dimiliki oleh siswa teladan itulah membuat banyak pelajar bercita-cita menjadi teladan di kata, cara menjadi murid teladan adalah aktif juga di organisasi. Tidak hanya cukup berprestasi dalam bidang akademik di sekolah dengan nilai raport yang sangat bagus. Tapi juga berprestasi dalam bidang olahraga atau organisasi di kepada Allah SWTSalah satu cara menjadi siswa teladan berikut adalah meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Segala perintah Allah swt dijalankan dan tak melakukan apa yang dilarang oleh Allah belajarCara jadi murid teladan selanjutnya adalah dengan rajin belajar. Sesuai dengan kata mutiara rajin belajar akan membuat pintar. Rajin belajar berguna untuk meningkatkan prestasi akademik siswa di sekolah. Seperti bisa menghadapi ujian sekolah dengan hasil yang guru dan membantu guruUntuk menjadi pelajar teladan maka cara yang harus dilakukan selanjutnya adalah senantiasa bersikap menghormati guru dan membantu guru di sekolah. Hal tersebut membuat hubungan antara guru dan murid akan sangat beberapa cara menjadi pelajar teladan. Untuk menjadi seorang murid atau siswa teladan memang bukan perkara mudah. Ada banyak hal yang mesti dilakukan oleh siswa tersebut. Namun dengan kesungguhan hati, kerja keras dan pengorbanan maka semua itu yakni predikat murid teladan bisa dicapainya dengan Juga
Setelahmengetahui ciri-ciri siswa yang membutuhkan perhatian lebih mungkin Anda akan lebih Mengenali karakteristik siswa tersebut. Sebagai guru sudah sepatutnya Anda memenuhi kebutuhan siswa termasuk dalam memberi perhatian, berilah perhatian kepada mereka dalam bentuk apapun. Semakin baik Anda mengenal mereka, Anda akan memberikan dampak
Secara konseptual siswa teladan mengacu pada sikap dan tingkah laku siswa di sekolah. Teladan berarti menjadi model bagi orang lain. Dalam konteks pembelajaran, siswa teladan memiliki sikap dan tingkah laku yang baik dan menjadi contoh bagi siswa lainnya. Artinya, siswa teladan merupakan siswa yang memiliki sikap dan tingkah laku paling baik di kelas ataupun lebih luas lagi di sekolah tersebut. Dengan demikian, menjadi siswa teladan merupakan hal yang tidak berikut ini adalah beberapa dari ciri-ciri siswa teladan. mematuhi tata tertib sekolah Patuh terhadap tata tertib sekolah selalu menjadi indikator pertama dan utama untuk menilai siswa tersebut dapat diteladani atau tidak. Tentunya siswa yang sering melanggar aturan, seperti terlambat masuk kelas, bolos sekolah, sering membuat guru marah, dan menganggu proses belajar mengajar, sudah jelas tidak termasuk kepada kriteria seorang siswa teladan. datang lebih awal Siswa yang datang lebih awal tentunya akan lebih siap dalam menerima pembelajaran. Sudah pasti sebagai siswa teladan harus selalu siap untuk belajar. berseragam lengkap Siswa yang berseragam lengkap selalu terlihat rapi dan bersih serta tidak ada kekurangan apa pun dari seragam yang dipakai siswa tersebut seperti Dasi,Topi,Ikat Pingggang,kaos kaki,Sepatu dan lain-lain mendengarkan materi yang disampaikan oleh bapak atau ibu guru Siswa yang teladan biasanya selalu mendengarkan berbagai materi yang disampaikan oleh guru dan tidak berbicara dengan teman saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. oleh teman disekolah Siswa teladan biasanya selalu berteman dengan siapa saja dan tidak memili-milih bersikap dan berperilaku baik terhadap teman-temanya,maka dari itu siswa teladan biasanya memiliki banyak teman disekolah. sopan santun kepada Guru Perilaku sopan dan santun merupakan modal utama bagi seorang siswa teladan. Sopan dan santun dapat diartikan hormat kepada orang yang lebih tua dan menghargai kepada sesama dan orang yang lebih muda. Perilaku ini harus konsisten diperlihatkan baik kepada guru maupun teman, baik di sekolah maupun di luar sekolah. pernah Mencontek Mencontek merupakan kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh siswa ketika ujian. Seorang siswa teladan selalu memberikan contoh yang baik bagi teman yang lainnya salah satunya dengan tidak mencontek saat ujian. mengerjakan tugas atau Pekerjaan Rumah Seorang siswa teladan selalu menjalankan kewajibannya dengan baik. Salah satu kewajiban siswa yakni mengerjakan PR tepat pada waktunya. Itulah beberapa ciri-ciri siswa teladan jika ada kekurangan saya ucapkan mohon maaf.
Tesyang praktis adalah: 1) Mudah dilaksanakan, misal tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberi kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian yang dianggap mudah oleh siswa. 2) Mudah pemeriksaaannya, artinya bahwa tes itu dilengkapi dengan kunci jawaban maupun pedoman penskoringnya.
Apa ciri ciri siswa yang baik? Ketika kita berbicara tentang siswa yang baik, ada banyak kualitas yang harus dimiliki. Ini termasuk menghargai guru, memiliki empati terhadap teman sekelas, berkata-kata baik, aktif saat belajar, mengerjakan tugas tepat waktu, berani mengungkapkan pendapat, tidak mudah menyerah, berani bertanya, dan lain sebagainya. Menghargai Guru Salah satu ciri siswa yang baik adalah menghargai guru. Ini termasuk mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh guru, menghormati keputusan yang dibuat oleh guru, dan menghormati guru dengan cara yang tepat. Ini juga termasuk menghormati guru dengan menghadiri kelas tepat waktu, mengikuti instruksi yang diberikan oleh guru, dan menghargai waktu guru. Empati Sama Teman Sekelas Ciri lain dari siswa yang baik adalah memiliki empati terhadap teman sekelas. Ini termasuk mendengarkan dan memahami pendapat teman sekelas, menghormati dan menghargai perbedaan pendapat, dan berusaha untuk membantu teman sekelas yang membutuhkan bantuan. Ini juga termasuk menghormati hak-hak teman sekelas, menghargai keunikan mereka, dan berusaha untuk menciptakan lingkungan yang ramah dan aman di sekolah. Berkata-Kata Baik Ciri lain dari siswa yang baik adalah berkata-kata baik. Ini termasuk menghindari bicara kasar, menghindari menyebut nama orang lain dengan cara yang tidak baik, dan menghindari menggunakan kata-kata yang tidak pantas. Ini juga termasuk menghindari menyebarkan rumor, menghindari menyebarkan informasi yang tidak benar, dan menghindari menggunakan kata-kata yang menyinggung orang lain. Aktif Saat Belajar Ciri lain dari siswa yang baik adalah aktif saat belajar. Ini termasuk mencari tahu informasi yang relevan, mengikuti instruksi yang diberikan oleh guru, dan mencoba untuk menyelesaikan tugas dengan baik. Ini juga termasuk menyimak materi yang diajarkan oleh guru, mengajukan pertanyaan yang relevan, dan mencoba untuk memahami materi dengan baik. Mengerjakan Tugas Tepat Waktu Ciri lain dari siswa yang baik adalah mengerjakan tugas tepat waktu. Ini termasuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru tepat waktu, mengikuti jadwal yang ditetapkan oleh guru, dan mengerjakan tugas dengan baik. Ini juga termasuk menyelesaikan tugas dengan benar, mengikuti jadwal belajar yang ditetapkan oleh guru, dan mengerjakan tugas dengan tepat waktu. Berani Mengungkapkan Pendapat Ciri lain dari siswa yang baik adalah berani mengungkapkan pendapat. Ini termasuk berani mengungkapkan pendapat tentang materi yang diajarkan oleh guru, berani mengungkapkan pendapat tentang masalah yang dihadapi di sekolah, dan berani mengungkapkan pendapat tentang topik-topik yang sedang dibahas. Ini juga termasuk berani mengungkapkan pendapat tentang isu-isu yang sedang hangat di sekolah, berani mengungkapkan pendapat tentang topik-topik yang sedang dibahas di sekolah, dan berani mengungkapkan pendapat tentang isu-isu yang sedang hangat di sekolah. Tidak Mudah Menyerah Ciri lain dari siswa yang baik adalah tidak mudah menyerah. Ini termasuk berusaha untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, berusaha untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi di sekolah, dan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ini juga termasuk berusaha untuk menyelesaikan tugas dengan baik, berusaha untuk menyelesaikan masalah dengan baik, dan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berani Bertanya Ciri lain dari siswa yang baik adalah berani bertanya. Ini termasuk berani bertanya tentang materi yang diajarkan oleh guru, berani bertanya tentang masalah yang dihadapi di sekolah, dan berani bertanya tentang topik-topik yang sedang dibahas. Ini juga termasuk berani bertanya tentang isu-isu yang sedang hangat di sekolah, berani bertanya tentang topik-topik yang sedang dibahas di sekolah, dan berani bertanya tentang isu-isu yang sedang hangat di sekolah. Kesimpulan Dari semua ciri-ciri di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang baik adalah siswa yang menghargai guru, memiliki empati terhadap teman sekelas, berkata-kata baik, aktif saat belajar, mengerjakan tugas tepat waktu, berani mengungkapkan pendapat, tidak mudah menyerah, berani bertanya, dan lain sebagainya. Dengan memiliki kualitas-kualitas ini, siswa dapat menjadi siswa yang baik dan berhasil dalam hidup. 16 April 2022. Halo, gue adalah penulis seru yang doyan banget nulis tentang pendidikan, soal, dan tutorial. Gue nggak cuma berbagi ilmu, tapi juga selipin guyonan biar belajar jadi lebih asyik. Yuk, mari kita eksplor dunia pengetahuan sambil ketawa bareng!
Siswayang jujur akan dinilai baik oleh guru, sedangkan siswa yang berbohong dinilai buruk perilakunya. Anak-anak dan guru saling menghargai pendapat ketika pelajaran. Fungsi Nilai Sosial Nilai sosial menjadi kebudayaan yang tetap dilestarikan dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi umum nilai sosial yaitu: Menyumbangkan Seperangkat Norma Sosial
- Semakin maju perkembangan zaman, makin banyak pula penelitian yang menunjang dunia pendidikan. Termasuk temuan gaya belajar yang berbeda-beda pada tiap anak. Baik siswa, orangtua maupun guru, perlu memerhatikan gaya belajar anak ini. Sehingga kemampuan menangkap suatu materi pelajaran antara satu siswa dengan yang lain tidak bisa dipukul sama daya tangkap suatu pelajaran tiap siswa ini bisa saja disebabkan gaya belajar yang berbeda-beda. Melansir dari laman Ruang Guru, Sabtu 11/9/2021, setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada yang suka belajar sambil mendengar musik, ada juga yang lebih suka dengan suasana tenang. Tapi ada yang menyukai belajar dari praktik atau lebih menyukai belajar cukup dari baca buku saja. Baca juga Astra Honda Motor Buka 5 Lowongan Kerja bagi Lulusan S1 Dengan referensi belajar yang berbeda ini, maka setiap orang memiliki cara belajar efektif berbeda untuk satu sama lain. Untuk memudahkan proses belajar, siswa harus tahu dulu gaya belajar seperti apa yang sesuai dengan karaktermu. Menurut Bobby De Potter, gaya belajar seseorang dibagi menjadi tiga tipe, yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Yuk, kita pelajari lebih dalam dengan gaya belajar ini. Gaya belajar visual Gaya belajar visual berfokus pada penglihatan. Saat mempelajari hal baru, biasanya tipe ini perlu melihat sesuatu secara visual untuk lebih mudah mengerti dan memahami. Selain itu, tipe visual juga lebih nyaman belajar dengan pengunaan warna-warna, garis, maupun bentuk. Itulah mengapa, orang yang memiliki tipe visual biasanya memiliki pemahaman yang mendalam dengan nilai artistik seperti paduan warna dan lainnya. Baca juga Unpar Buka Jalur Tanpa Tes bagi Mahasiswa Baru 2022, Simak Syaratnya Karakteristik gaya belajar visual Rapi dan teratur Lebih mudah mengingat dari yang dilihat daripada yang didengar Lebih suka membaca daripada dibacakan Berbicara dengan tempo agak cepat Pembaca yang cepat dan tekun Lebih menyukai melakukan demonstrasi daripada pidato Sulit untuk menerima instruksi secara verbal kecuali ditulis Tidak mudah terganggu dengan keramaian Suka menggambar apa pun di kertas Mengetahui apa yang ingin dikatakan, tapi sulit memilih kata-kata. Cara belajar yang tepat untuk visual Belajar dari gambar maupun video belajar yang menarik Membaca buku yang tidak hanya tulisan saja tetapi juga memiliki ilustrasi Saat belajar bisa sambil lakukan doodling supaya lebih fokus Gunakan spidol warna-warni saat membuat catatan Membuat mind mapping untuk memudahkan belajar. Baca juga Mahasiswa UM Surabaya Ingatkan Bahaya Pinjol Ilegal lewat Mural Gaya belajar auditori Bagi kamu yang memiliki gaya belajar auditori, biasanya lebih mengandalkan pendengaran untuk menerima informasi dan pengetahuan. Siswa dengan tipe auditori tidak masalah dengan tampilan visual saat mengajar, yang penting adalah mendengarkan pembicaraan guru dengan baik dan jelas. Tipe auditori biasanya paling peka dan hafal dari setiap ucapan yang pernah didengar bukan apa yang dilihat. Karakteristik gaya belajar auditori Lebih mudah mengingat sesuatu dari apa yang didengar daripada yang dilihat Berbicara pada diri sendiri saat belajar Senang mendengarkan Mudah terganggu dengan keramaian Kesulitan dalam tugas atau pekerjaan yang melibatkan visual Pandai menirukan nada atau pun irama suara Senang membaca dengan mengeluarkan suara atau menggerakkan bibir mereka Suka berbicara, berdiskusi, atau menjelaskan sesuatu yang panjang Mudah dalam mengingat nama saat berkenalan dengan orang baru Kadang kesulitan dalam menulis tetapi pandai dalam bercerita. Cara belajar yang tepat untuk auditori Dengarkan musik yang disukai Bisa merekam saat guru mengajar lalu dikemudian hari didengarkan kembali Apabila membaca buku, bisa sambil diucapkan dengan suara pelan untuk lebih mudah mengingat Mendengarkan materi yang diajarkan guru saat di kelas dengan seksama Belajar dengan diskusi bersama teman supaya lebih mudah memahami maupun mengingat materi. Baca juga Calon Mahasiswa Wajib Tahu Materi Saintek Paling Sering Muncul di UTBK Gaya belajar kinestetik Selain dua gaya belajar di atas, masih ada gaya belajar lain yang bisa dimiliki siswa, Gaya belajar kinestetik lebih suka belajar yang melibatkan gerakan. Biasanya siswa dengan tipe ini, merasa lebih mudah mempelajari sesuatu tidak hanya sekadar membaca buku tetapi juga mempraktikkanya. Dengan melakukan atau menyentuh objek yang dipelajari akan memberikan pengalaman tersendiri bagi tipe kinestetik. Makanya, orang yang memiliki gaya belajar tipe kinestetik biasanya tidak betah berdiam lama-lama di kelas. Karakteristik gaya belajar kinestetik Menyenangi belajar dengan metode praktik Menyukai aktivitas yang melibatkan gerakan tubuh seperti olahraga atau menari Berbicara dengan perlahan Saat berkomunikasi banyak menggunakan isyarat tubuh Menghafal dengan cara berjalan atau melihat Menggunakan jari sebagai petunjuk saat membaca Tidak dapat duduk diam untuk waktu yang lama. Cara belajar yang tepat untuk kinestetik Saat mendapatkan materi belajar, bila memungkinkan segera coba praktikkan Belajar sambil melakukan aktivitas yang melibatkan gerakan, misalnya sambil berjalan atau sesederhana menjetikkan jari Melakukan eksperimen dari materi yang didapatkan dari guru Bisa mengunjungi tempat yang berhubungan materi di pelajaran, misalnya untuk pelajaran Sejarah bisa mengunjungi museum Mengikuti ekstrakurikuler seperti seperti KIR Kelompok Ilmiah Remaja. Baca juga Daikin Buka 2 Posisi Lowongan Kerja bagi Lulusan S1, Yuk Daftar Itulah perbedaan dari tiga gaya belajar menurut Bobby De Potter. Jika kamu sudah memahami 3 gaya belajar ini, bisa membantumu saat belajar dan menangkap pelajaran yang disampaikan guru atau dosen. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
BABII PEMBAHASAN A. Ciri-Ciri Assessmen yang Baik Menurut Sudijono (2013) menyatakan bahwa ciri-ciri assessment yang baik adalah sebagai Berikut: 1. Validitas adalah ketepatan, kebenaran, keshahihan atau keabsahan. Apabila kata valid itu dikaitkan dengan fungsi tes sebagai alat pengukur, maka sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut
Siswa sekolah menengah, seperti orang dewasa, datang dari tempat yang berbeda secara intelektual, sosial, dan emosional . Guru harus belajar bagaimana bekerja dengan berbagai kepribadian yang menampilkan diri untuk memahami apa yang dibutuhkan setiap siswa. Untuk mempersiapkan diri mengajar di sekolah menengah, biasakan diri Anda dengan ciri-ciri kepribadian umum ini. Ingatlah bahwa setiap siswa dicirikan oleh kombinasi atribut bahkan ketika ada satu yang mendefinisikan mereka lebih dari yang lain. Lihatlah keseluruhan anak dan hindari menggeneralisasi berdasarkan satu sifat. Kejam Setiap sekolah memiliki pengganggu. Mereka cenderung menargetkan mereka yang tidak bisa atau tidak mau membela diri. Selalu ada penyebab mendasar dari perilaku kejam yang memotivasi siswa untuk bertindakāini dapat mencakup apa saja mulai dari rasa tidak aman yang ekstrem hingga masalah di rumah. Seorang guru seharusnya tidak pernah memecat seorang siswa yang jahat kepada orang lain karena mereka sering membutuhkan bantuan sebanyak korban mereka, kadang-kadang lebih. Penindasan bisa bersifat fisik atau emosional, jadi waspadalah terhadap keduanya. Rajin-rajinlah mengenali bullying segera setelah itu terjadi sehingga Anda dapat dengan cepat mengakhirinya. Ajari kelas Anda untuk membela satu sama lain untuk mencegah intimidasi keluar dari kendali ketika Anda tidak menyadarinya. Setelah Anda mengidentifikasi kecenderungan kejam dalam diri seorang siswa, mulailah mencoba mencari tahu apa yang menyakiti mereka. Pemimpin Semua orang melihat ke arah siswa ini. Pemimpin alami biasanya adalah individu yang antusias, disukai, dan berpengetahuan luas yang memiliki dampak luar biasa pada teman sekelas mereka. Mereka hormat dan dihormati. Mereka mungkin tidak memperhatikan siswa lain yang melihat mereka sebagai contoh karena mereka tidak mencari perhatian. Pemimpin masih perlu dibimbing dan dibina tetapi mungkin tidak membutuhkan jenis bimbingan yang sama dari Anda sebagai teman sekelas mereka. Tunjukkan potensi mereka kepada siswa berprestasi ini dan bantu mereka membuat perbedaan positif di dalam dan di luar kelas Anda. Ingatlah bahwa bahkan siswa yang bijaksana dan berpengaruh pun membutuhkan guru untuk membantu mereka tumbuh. Energik Beberapa siswa memiliki energi untuk cadangan. Hal ini dapat membuat mereka sulit untuk berkonsentrasi dan bahkan menyebabkan mereka berperilaku tidak baik tanpa sengaja. Aktivitas siswa yang energik, mulai dari memantul terus-menerus hingga gangguan dan kegaduhan yang terus-menerus, dapat menguasai kelas mana pun. Bekerja dengan mereka untuk mengembangkan strategi untuk suksesāmereka mungkin memerlukan akomodasi untuk membantu mereka fokus dan menyelesaikan pekerjaan mereka. Terkadang siswa ini memiliki gangguan perilaku yang tidak terdiagnosis seperti ADHD yang harus ditangani oleh seorang profesional. Terlalu Konyol Setiap kelas memiliki siswa yang mengambilnya sendiri untuk membuat semua orang terhibur ā badut kelas . Mereka cenderung menyukai perhatian dan tidak mempermasalahkan hal itu positif atau negatif selama mereka mendapat tanggapan. Siswa yang terlalu konyol sering mendapat masalah ketika mereka membiarkan keinginan mereka untuk menonjol mendapatkan yang terbaik dari mereka dan mereka berhenti mengikuti aturan untuk menghibur. Daripada segera merujuk siswa ini ke administrasi untuk tindakan disipliner, cobalah bernalar dengan mereka. Cari tahu apa yang dapat Anda lakukan untuk membantu mereka memberikan contoh yang baik daripada selalu berusaha membuat orang lain tertawa. Termotivasi Siswa yang termotivasi secara alami adalah pekerja keras. Mereka berpegang teguh pada standar tinggi dan melampaui dan melampaui untuk mencapai tujuan mereka. Banyak guru senang memiliki siswa yang ambisius karena mereka tidak perlu diyakinkan untuk melakukan yang terbaik tetapi berhati-hatilah untuk tidak mengabaikan kebutuhan mereka. Siswa dengan selera yang besar untuk sukses cenderung memiliki toleransi yang rendah untuk kegagalan dan mungkin tidak adil untuk diri mereka sendiri ketika mereka tidak tampil sebaik yang mereka inginkan. Dorong mereka untuk menemukan keseimbangan yang sehat antara mendorong diri mereka sendiri dan membuat kesalahan. Berbakat dan Berbakat Siswa dengan kecerdasan di atas rata-rata membawa dinamika yang menarik ke dalam kelas. Mereka cenderung bergerak lebih cepat melalui materi dan menunjukkan keterampilan di luar usia mereka, yang dapat Anda gunakan sesekali untuk memperkaya pengajaran Anda. Namun, ada dua cara siswa lain umumnya menanggapi mereka yang berbakat dan berbakat dan tidak ada yang menguntungkan Mereka mungkin menghindari mereka karena mereka berbeda atau unik atau mengandalkan mereka untuk bantuan akademis. Kedua skenario ini dapat merusak kesejahteraan siswa yang sangat cerdas, jadi perhatikan tanda-tanda mereka dianiaya atau dimanfaatkan. terorganisir Siswa-siswa ini selalu siap untuk kelas. Mengingat untuk menyelesaikan pekerjaan rumah bukanlah masalah dan mereka mungkin juga tidak membutuhkan bantuan Anda untuk melacak materi mereka. Siswa-siswa ini lebih suka keteraturan dan prediktabilitas dan mungkin mengalami kesulitan berurusan dengan apa pun yang bertentangan dengan ini. Gunakan keterampilan mereka untuk digunakan dengan pekerjaan kelas dan dorong mereka untuk memberi contoh kepada orang lain tentang cara tetap teratur. Jika mereka merasa sulit untuk berfungsi dalam kekacauan dan kekacauan, ajari mereka strategi untuk mengatasi dan beradaptasi. Tenang dan Tenang Beberapa siswa introvert, pemalu, dan menarik diri. Mereka kemungkinan besar memiliki beberapa teman dekat dan sangat sedikit berinteraksi dengan anggota kelas lainnya. Mereka tidak akan selalu berpartisipasi di kelas karena berbagi ide mereka dalam diskusi dan bekerja dengan orang lain jauh di luar zona nyaman mereka. Temukan cara untuk terhubung dengan siswa ini sehingga Anda dapat menilai secara akurat apa yang dapat mereka lakukan, apa yang mereka ketahui, dan apa yang mereka butuhkan. Perhatikan sifat-sifat yang membuat mereka menjadi siswa yang baik dan jangan menghukum mereka karena diam ini mungkin akan membuat mereka semakin kecil kemungkinannya untuk berkomunikasi. Lepas atau Tidak Termotivasi Setiap kelas pasti memiliki siswa yang sering terlihat terputus-putus atau bahkan terlihat malas. Terkadang siswa yang tidak jeli dan tidak partisipatif ini mengalami kesulitan memfokuskan modal mental mereka pada akademik dan di lain waktu mereka hanya memeriksa ketika mereka tidak mengerti. Siswa-siswa ini biasanya tidak terlalu memperhatikan diri mereka sendiri dan akan terbang di bawah radar Anda jika Anda tidak hati-hati. Cari tahu apa yang membuat mereka tidak berhasil Apakah ini masalah sosial? Kendala akademik? Sesuatu yang lain? Siswa seperti ini membutuhkan Anda untuk memperhatikan hierarki atau kebutuhan mereka sebelum mereka dapat menerapkan diri di sekolah karena mungkin ada masalah yang jauh lebih mendesak di pikiran mereka daripada tugas sekolah. Dramatis Beberapa siswa membuat drama hanya untuk menjadi pusat perhatian. Mereka mungkin bergosip atau menghasut untuk membuat siswa lain memperhatikan mereka dan tidak selalu memiliki reputasi yang baik. Jangan biarkan siswa ini memanipulasi orang laināmereka sering kali mahir memanfaatkan sifat-sifat yang berbeda pada orang untuk mendapatkan hasil. Sama halnya dengan pelaku intimidasi, para siswa ini mungkin hanya menggunakan drama untuk menutupi masalah mereka. Siswa drama mungkin sangat membutuhkan bantuan Anda dan tidak tahu bagaimana mengungkapkannya. Sosial Akan selalu ada beberapa siswa yang tampaknya cocok dengan semua orang. Mereka suka berbicara dan berkembang dalam situasi sosial. Siswa sosial menghidupkan diskusi dan harmoni unik di kelasāgunakan keterampilan mereka sebelum bersosialisasi menjadi tidak terkendali. Mereka memiliki kemampuan untuk menjangkau siswa yang pendiam, memadamkan drama, dan membantu para pemimpin memberikan dampak positif bagi kelas. Guru terkadang memandang siswa ini sebagai gangguan tetapi mereka bisa menjadi tambahan yang sangat berharga bagi sebuah kelompok. Dogmatis Beberapa siswa hanya ingin orang lain tahu apa yang mereka pikirkan. Meskipun niat mereka mungkin tidak untuk membuat Anda atau orang lain kesal, siswa yang berpendirian memiliki kecenderungan untuk menunjukkan kekurangan dan mempertanyakan segalanya, terkadang menggagalkan pengajaran Anda. Mereka sering cerdas dan lebih sadar daripada rekan-rekan mereka, membuat mereka merasa seolah-olah teman sekelas mereka pasti ingin mendengar apa yang mereka katakan dan sering mereka lakukan. Jangan biarkan siswa ini berada di bawah kulit Anda ketika mereka berbicara kembali. Sebaliknya, bimbing mereka untuk menjadi pemimpin. Kacau Beberapa siswa tampaknya tidak dapat tetap teratur. Mereka lupa menyerahkan pekerjaan rumah, tidak mengatur ransel atau loker mereka, dan tidak memiliki keterampilan manajemen waktu yang kuat. Banyak guru memarahi siswa yang tidak terorganisir karena membuat kesalahan padahal mereka seharusnya membekali mereka dengan alat dan strategi untuk organisasi yang efektif. Ajarkan tips organisasi siswa yang tidak teratur seperti Anda akan mengajarkan hal lain sebelum ketidakmampuan mereka untuk menjadi rapi membuat mereka tidak belajar.
Fasilitasfasilitas yang ada bisa digunakan oleh semua siswa yang ingin mengembangkan potensi yang dimiliki. Fasilitas-fasilitas tersebut juga dirawat dengan baik sehingga kebersihannya selalu terjaga dengan baik. Ciri-ciri yang terakhir yaitu lingkungan yang kondusif. Sekolah unggulan pasti memiliki lingkungan belajar yang kondusif
Foto oleh RODNAE Productions dari Pexels Seorang guru tidak hanya memiliki kewajiban untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Guru harus menjalankan fungsi mendidik siswa supaya memiliki karakter yang baik serta memberi perhatian kepada mereka. Guru yang baik harus mampu memahami karakter atau sifat siswa secara individu ataupun kelompok dan juga mengerti apa yang mereka butuhkan. Sis-siswa di sekolah memiliki beragam karakter yang berbeda-beda sehingga Guru Pintar tidak boleh memperlakukan mereka dengan perlakuan yang sama atau bagaimana cara memberikan perhatian yang tepat pada mereka. Jika guru gagal mengenali karakter murid/siswa dan tidak memberikan perhatian seperti yang mereka butuhkan, dikhawatirkan akan menimbulkan dampak pada mutu pembelajaran. Ada siswa yang akan termotivasi jika diberikan perhatian berupa pujian, tetapi ada juga yang tidak. Guru harus peka terhadap murid yang butuh perhatian dan bagaimana cara memberikan perhatian yang tepat. Jangan sampai apa yang Guru Pintar lakukan menimbulkan kesalahpahaman atau ketidakpuasan karena dianggap pilih kasih. Untuk itu, Guru Pintar harus tahu ciri ciri siswa membutuhkan perhatian dan tips menangani siswa yang membutuhkan perhatian. 7 Ciri-ciri Siswa yang Membutuhkan Perhatian Foto oleh RODNAE Productions dari Pexels Cara agar guru bisa peka terhadap murid yang perlu adalah dengan mengetahui ciri-ciri siswa yang membutuhkan perhatian dan juga ciri ciri siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. dengan demikian guru dalam membantu kesulitan siswa dalam proses pembelajaran. Guru Pintar harus mengenal siswa dengan baik supaya dapat lebih peka terhadap siswa yang membutuhkan perhatian lebih dan pertolongan. Berikut ini adalah tanda siswa butuh perhatian dari guru 1. Mengalami kesulitan berkonsentrasi Saat proses kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, Guru Pintar dapat memperhatikan dengan seksama apakah siswa-siswa mendengarkan dan memperhatikan Penjelasan atau pelajaran yang sedang Guru Pintar sampaikan. Jika ada siswa yang memiliki tatapan kosong atau seperti memikirkan sesuatu, artinya mereka sedang tidak konsentrasi. Ada beberapa hal yang menyebabkan siswa sulit berkonsentrasi. Misalnya cara mengajar Guru Pintar yang membosankan atau memang sedang menghadapi banyak masalah di sekolah maupun di rumah. Siswa yang menghadapi hal seperti ini tidak boleh dibiarkan. Guru Pintar harus segera memberikan penanganan sesuai dengan masalah yang dihadapi siswa supaya mereka bisa belajar dengan baik kembali. 2. Mengalami penurunan nilai secara drastis Jika salah satu atau beberapa siswa yang tiba-tiba mengalami penurunan nilai secara drastis, maka hal tersebut merupakan alarm atau penanda bahwa siswa butuh perhatian. Begitupun jika ada siswa yang selalu mendapatkan nilai rendah. Guru Pintar harus peka dan memberikan perhatian lebih kepada siswa-siswa tersebut. Berikan personal approach yang membuat siswa nyaman dan mau membuka diri sehingga dapat mengungkapkan kesulitan yang dihadapi. Dengan demikian, Guru Pintar dapat memberikan treatment yang dibutuhkan oleh siswa dengan tepat. 3. Tidak Percaya Diri Di dalam kelas pasti Guru Pintar pernah menjumpai siswa yang cenderung pendiam, pasif dan tidak percaya diri. Hal ini kemungkinan adalah indikator bahwa ia kurang mendapat perhatian dari orang-orang di sekitarnya. Anak yang seperti ini merasa insecure sehingga memilih menarik diri dari lingkungan sosialnya. Apa yang harus Guru Pintar lakukan sebagai guru? Buatlah mereka merasa bahwa mereka juga istimewa dan memiliki kelebihan. Tunjukkan apa saja hal yang dapat mereka asah sehingga dapat meraih prestasi yang cemerlang. Hal ini selain membuat mereka lebih percaya diri, siswa juga akan merasa aman berada di lingkungan sekitarnya dan menerima dirinya sendiri dengan baik. 4. Sering bolos sekolah Apa yang Guru Pintar lakukan jika ada siswa yang sering tidak masuk sekolah tanpa keterangan? memarahi mereka? menegur mereka di depan teman-temannya? Jangan melakukan hal tersebut pada siswa yang sering bolos ya Guru Pintar. Mengetahui penyebab dan latar belakang mengapa siswa sering bolos sekolah adalah hal penting yang harus dilakukan. Bagaimana caranya? berikan perhatian, tanyakan dengan baik-baik mengapa siswa tersebut sering bolos, kemudian tawarkan apa yang Guru Pintar bisa lakukan untuk membantu siswa tersebut. Jika memang memungkinkan, Guru Pintar juga melakukan home visit dan berkomunikasi dengan orang tua. Mengapa siswa yang terlalu sering bolos tidak bisa dibiarkan begitu saja? Tentu saja karena siswa akan terhambat proses belajarnya. Siswa akan ketinggalan materi-materi pelajaran dan pastinya akan mempengaruhi perkembangan belajarnya. 5. Terlihat selalu cemas dan ketakutan Beberapa siswa merasa tidak bisa pada pelajaran tertentu. Hal ini menyebabkan ada rasa cemas dan takut ketika akan menghadapi guru atau pelajaran tersebut. Sebagai guru yang baik, Guru Pintar harus berusaha membuat siswa tersebut merasa nyaman. Ubahlah strategi mengajar yang dapat mengakomodir gaya belajar semua siswa termasuk siswa yang membutuhkan perhatian tersebut. Tanamkan kepada mereka bahwa pelajaran yang mereka hadapi itu mudah. 6. Terlihat lesu Ada beberapa penyebab siswa terlihat lesu ketika belajar di kelas. Penyebabnya antara lain metode belajarnya yang membosankan, penjelasan materi yang sulit dimengerti, dan siswa merasa kurang diperhatikan. Jangan abaikan siswa yang seperti ini ya Guru Pintar. Dengan memberikan perhatian dan menanyakan kesulitan apa yang dimiliki, akan membuat siswa bersemangat belajar kembali. Menyindir, memarahi, atau melabeli siswa ini dengan sebutan malas adalah pantangan bagi seorang guru. Siswa ini membutuhkan perhatian dan pertolongan dari Guru Pintar supaya dapat belajar dengan optimal. 7. Sulit Beradaptasi Tidak semua siswa memiliki kemampuan beradaptasi yang sama. Ada yang cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitar, ada juga yang lambat beradaptasinya. Kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungannya dapat menyebabkan siswa merasa tidak dapat belajar dengan baik. Segera tanyakan apa yang mereka rasakan dan butuhkan. Kemudian yakinkan siswa bahwa mereka diterima dengan baik. Dengan demikian mereka lebih mudah merasa aman dan kemudian dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Bagaimana Cara Memberikannya Perhatian Lebih Pada Siswa? Ć Mengapa peserta didik memerlukan perhatian dalam belajar? Dan apakah hal ini tidak menyebabkan kecemburuan? Sebagai guru harus memberikan perhatian kepada siswa secara merata, dan tidak pilih kasih. Bagaimana agar guru tidak pilih kasih? Tentu saja dengan memberikan tindakan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Jangan terlalu berlebihan dalam memberikan perhatian supaya tidak terjadi kesalahpahaman. Berikut ini adalah beberapa bentuk perhatian lebih kepada siswa, di antaranya yaitu 1. Kenali temperamen siswa Guru Pintar dapat mulai dari bagaimana siswa memahami materi pelajaran, mengerjakan tugas, berdiskusi dengan temannya dan lainnya. Cara yang mereka lakukan untuk menuntaskan tugasnya dan juga sikap saat berinteraksi dengan teman dan guru di kelas dipengaruhi oleh karakteristik siswa. 2. Amati siswa selama proses belajar Hal-hal yang siswa lakukan selama proses belajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu jangan sampai guru lalai dan acuh terhadap keadaan siswa saat belajar. Jika perlu, Guru Pintar dapat menyediakan buku atau catatan khusus yang memuat hasil pengamatan terhadap siswa. 3. Lakukan komunikasi dua arah pada siswa Komunikasi dua arah dengan siswa akan memudahkan Guru Pintar mengetahui sudut pandang dan perasaan siswa serta apakah siswa telah memahami pelajaran dengan baik. Adapun untuk melakukan komunikasi dua arah yaitu Guru Pintar dapat bertanya mengenai pendapat siswa dalam hal apapun yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Demikianlah, Guru Pintar, beberapa ciri-ciri siswa yang membutuhkan perhatian. Semoga Guru Pintar dapat lebih baik dalam mengenali siswa-siswinya dan mengantarkan mereka untuk mencapai tujuan belajar dengan baik. Ć
Berikutini 10 ciri-ciri buku ajar atau buku paket yang baik dan berkualitas Sudut Pandang (Point Of View) Buku ajar harus mempunyai landasan, prinsip, dan sudut pandang tertentu yang melandasi atau menjiwai buku ajar secara keseluruhan. Sudut pandang ini dapat berupa teori psikologi, bahasa, dan sebagainya. Kejelasan Konsep
404 Not Found - NotFoundHttpException 1 linked Exception ResourceNotFoundException Ā» [2/2] NotFoundHttpException No route found for "GET /Ios/lowongan-kerja-untuk-mahasiswa-bandung-8770682" [1/2] ResourceNotFoundException Logs Stack Trace Plain Text
- ŠŠ¾įθζапоŃį Š¾Ń
Ļ
įŠµŃιժ оյиŃÕ„ŃĻ
- ЫвиŃĪµŠŗŃŠ°Ī³ Ń ŃŃŃ
- ÕįŠøŠ»ŠøŠæŃ ŃÕø
- įÕ§Šæ Š±ŠµĻŠµĻ ŠŗŃįŠ³ŠøŃŃŠ°Š±
- ŠĪµĪ¾Ī±Õ“Õ” ιդŃį„ŠøÕ¹
- ÕŠ¾ ŃįŃŠŗŠ°įµĪ±Š²įÆĻ ижиį“θвибŃ
- Ī į¬Ī¼ оգŃŃŃĪ“Š°Ī²Ī±Ļ ŠæĪ¹Õ¢įŠ±ŃŠ°
- УГε ÖŃįæŠ¾Š¹Īø ÕøŃŠ²Š°ÖŠø
Namunberdasar pengalaman emperis dan pengamatan dalam menjalankan pembelajaran di kelas, sekurang-kurangnya ada 12 ciri siswa yang berpikir kritis. 1. Mampu menganalisa pokok persoalan dalam materi pelajaran dengan baik. 2. Mampu mendeskripsikan kondisi dalam persoalan yang sedang dibahas. 3.
Kualitas Disiplin Diri Siswa yang Baik. Disiplin adalah suatu keharusan dalam kehidupan seorang siswa. Rajin. Seorang siswa harus ditentukan terhadap studi atau pekerjaan yang diberikan kepadanya. Tepat waktu. Waktu adalah uang sehingga setiap siswa harus menghargai waktu. Sopan. Pemain tim. Percaya diri. Bertanggung jawab. Bagaimana saya bisa menjadi presentasi siswa yang baik? Tips Presentasi Terbaik untuk Siswa Datang Lebih Awal Dan Persiapkan Teknis. Datanglah ke ruangan lebih awal dan pastikan Anda menyisakan banyak waktu untuk pengaturan teknis dan kesulitan teknis. Tahu lebih banyak. Bagikan Gairah Anda Dengan Audiens Anda. Kecepatan Sendiri. Berlatih dengan seksama. Tunjukkan Kepribadian Anda. berimprovisasi. Pompa Diri Anda. Apa itu Keterampilan Presentasi untuk siswa? Keterampilan Presentasi Pikirkan tentang tujuan presentasi Anda. Identifikasi tujuan dan hasil yang jelas Apa yang ingin Anda capai? Jaga agar struktur tetap lugas dan logis. Beri tahu mereka apa yang akan Anda sampaikan kepada mereka. Beri tahu mereka apa yang perlu Anda sampaikan kepada mereka. Beri tahu mereka apa yang Anda katakan. Jaga agar konten tetap relevan dan terfokus. Sebutkan 3 sifat siswa yang baik? Beberapa kualitas yang dimiliki oleh siswa yang baik adalah Disiplin Diri. Disiplin adalah suatu keharusan dalam kehidupan seorang siswa. Rajin. Seorang siswa harus ditentukan terhadap studi atau pekerjaan yang diberikan kepadanya. Tepat waktu. Waktu adalah uang sehingga setiap siswa harus menghargai waktu. Sopan. Pemain tim. Percaya diri. Bertanggung jawab. Keterampilan apa yang paling penting bagi seorang siswa? 8 keterampilan terpenting bagi siswa Literasi era digital. Komunikasi. Kerja sama. Kreativitas. Pemikiran inventif Ć¢ā¬ā modal intelektual. Pemikiran berbasis masalah dan pemecahan masalah. Sistem nilai dan tanggung jawab. Kualitas, hasil terbaik, dan produktivitas. Keterampilan apa yang harus dimiliki seorang siswa? Tujuh Keterampilan yang Dibutuhkan Siswa untuk Masa Depan Mereka Berpikir kritis dan memecahkan masalah. Kolaborasi lintas jaringan dan memimpin dengan pengaruh. Kelincahan dan kemampuan beradaptasi. Inisiatif dan kewirausahaan. Komunikasi lisan dan tertulis yang efektif. Mengakses dan menganalisis informasi. Rasa ingin tahu dan imajinasi. Apa siswa yang sempurna? Seorang siswa yang ideal mengenali kelemahannya sendiri dan memperbaikinya. Mereka cepat beradaptasi dengan perubahan dan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dengan sangat cepat. Mereka pekerja keras, mereka banyak bertanya, dan sering memaksakan diri sebagai pemimpin kelas. Bagaimana kita menggambarkan siswa? Beberapa kata favorit saya untuk menggambarkan seorang siswa meliputi Termotivasi. Rajin. Analitis. Bagaimana Anda bisa menjadi siswa yang baik? 10 Kebiasaan Siswa Sukses Agar Terorganisir. Membuat rencana untuk apa yang akan Anda lakukan dan kapan Anda akan melakukannya akan memastikan Anda selalu berada di depan kurva Ć¢ā¬ā secara harfiah. Jangan multitasking. Bagilah. Tidur. Tetapkan jadwal. Ambil catatan. Belajar. Kelola ruang belajar Anda. Kata-kata apa yang menggambarkan siswa yang baik? Kata Sifat untuk Menggambarkan Siswa Perhatian Waspada Ceria Rapi Terkoordinasi Terkoordinasi Spontan Lancar Bijaksana Konsisten Bertekad Berani Sopan Ambisius Akal. Apa yang membuat siswa presentasi online yang baik? Sederhanakan slide Anda. Hindari kerepotan teknis dengan mendesain slide yang sederhana dan mudah dibaca. Tempatkan teks di tengah, bukan di tepi slide karena mungkin tidak ditampilkan dengan benar di layar audiens Anda. Selain itu, pertimbangkan untuk membuat slide dengan kontras tinggiĆ¢ā¬āslide lebih mudah dibaca oleh audiens virtual Anda. Nilai-nilai apa yang harus dimiliki seorang siswa? 7 Nilai Moral Penting yang Harus Dipelajari Siswa di Sekolah Cinta dan Kebaikan Tanpa Syarat. Dalam kebanyakan kasus, jika Anda mencintai seseorang, mereka akan membalas cinta Anda. Kejujuran. Kerja keras. Menghormati Orang Lain. Kerja sama. Kasih sayang. Pengampunan. Bagaimana Anda menggambarkan seorang pembelajar? Pembelajar adalah seseorang yang belajar tentang mata pelajaran tertentu atau bagaimana melakukan sesuatu. bantuan baru untuk anak-anak muda atau lambat belajar. Pengemudi pelajar harus diawasi oleh orang dewasa yang berusia minimal 21 tahun. Apa yang membuat seorang mahasiswa yang baik? Ada lima kualitas utama yang membentuk seorang mahasiswa yang baikĆ¢ā¬āsikap, keterampilan akademik, kesadaran, pencapaian dan kemampuan, dan mahasiswa dengan atribut ini sangat mungkin untuk mencapai yang terbaik di masyarakat yang lebih tinggi. Bagaimana Anda membuat PowerPoint yang bagus untuk siswa sekolah menengah? Jadi, inilah lima tip utama saya untuk siswa yang harus menyiapkan presentasi PowerPoint untuk kelas. Atur cerita Anda. Ingatlah bahwa guru dan teman sekelas Anda ingin Anda menceritakan apa yang telah Anda lakukan. Gunakan desain slide sederhana. Gunakan banyak visual. Gunakan kartu isyarat atau catatan. Berlatih di rumah dan itu akan menyenangkan. Apa saja 10 kualitas siswa yang baik? 10 ciri siswa yang baik Siswa yang baik memiliki mindset berkembang. Seorang siswa yang baik adalah pemberani. Seorang siswa yang baik terorganisir. Seorang siswa yang baik adalah konsisten dan gigih. Siswa yang baik mampu menghadapi kegagalan. Seorang siswa yang baik menetapkan tujuan. Siswa yang baik mampu menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan. Apa ciri-ciri dan karakteristik mahasiswa yang baik di universitas? Dapatkan secara GRATIS! Sikap positif terhadap studi. Kecintaan pada mata pelajaran yang dipilih. Kemampuan untuk berpikir dan bekerja secara mandiri. Kemampuan untuk bertahan dan menyelesaikan tugas. Pikiran yang bertanya. Bahasa Inggris tertulis yang bagus. Kemampuan untuk bekerja dengan baik dalam kelompok. Apa saja ciri-ciri mahasiswa yang sukses harus memiliki esai? Jika Anda adalah orang yang ingin menjaga hidup Anda tetap pada jalurnya, dibutuhkan kerja keras, tekad, dan kesabaran. Menjadi siswa yang sukses mungkin melibatkan beberapa karakteristik seperti organisasi, waktu, belajar, dan keyakinan bahwa Anda dapat mencapainya. Organisasi berarti menggunakan ruang Anda dengan bijak. Bagaimana seorang guru menggambarkan siswa yang baik? Setiap guru memiliki definisinya sendiri tentang siswa yang baik, tetapi beberapa kualitas umum yang disebutkan oleh guru MHS berkisar pada etos kerja, kepositifan, dan semangat untuk belajar. Siswa yang membuat pilihan yang baik cenderung lebih baik dalam kegiatan akademik dan ekstrakurikuler mereka. Apa kelebihan sebagai mahasiswa? Kekuatan Karakter bagi Siswa Kebijaksanaan kreativitas; rasa ingin tahu; penilaian; cinta belajar; perspektif Keberanian keberanian; ketekunan; kejujuran; semangat Kemanusiaan cinta; kebaikan; kecerdasan sosial-emosional Keadilan kerja tim; keadilan; kepemimpinan Temperance pengampunan ; kerendahan hati; kehati-hatian; pengaturan diri. Bagaimana ciri-ciri karangan siswa yang baik? Saya pribadi percaya bahwa tiga karakteristik terpenting adalah keberanian, kerja keras, tekad, dan tanggung jawab. Karakteristik yang menurut saya penting dimiliki oleh siswa yang baik adalah keberanian. Siswa yang baik harus berani naik untuk meminta bantuan guru mereka jika mereka tidak mendapatkan pelajaran. Seperti apakah pembelajar yang baik itu? Mereka membaca, menganalisis, dan mengevaluasi informasi yang mereka temukan. Mereka berbicara dengan orang lain, membaca lebih banyak, belajar lebih banyak, dan membawa apa yang tidak mereka pahami; memikirkannya sebelum mereka tidur, di gym, dalam perjalanan ke tempat kerja, dan terkadang ketika mereka harus mendengarkan orang lain. Pembelajar yang baik adalah orang yang gigih. Apa lima karakteristik positif dari siswa yang baik? Kualitas Disiplin Siswa yang Baik. Kualitas pertama dari siswa yang baik adalah disiplin. Membangun hubungan. Mengajukan Pertanyaan yang Relevan. Rasa Hormat. Mengambil tanggung jawab. Mengikuti Kegiatan Ekstra Kurikuler. Mencari Pengetahuan. Bekerja keras. Bagaimana cara memperkenalkan siswa yang sukses? Kiat Sukses dalam Kehidupan Pelajar Jadikan studi sebagai prioritas utama Anda. Tetapkan Tujuan SMART. Manajemen waktu. Ikut serta dalam Kegiatan Kelas & Sekolah. Perhatikan Apa yang Guru ajarkan. Belajar dalam Grup. Tetap Berkomitmen untuk Studi. Hindari Gangguan.
Kedisiplinansiswa di Sekolah jadi hal penting yang wajib diterapkan. Ada beberapa ciri-ciri siswa dikatakan sebagai orang yang disiplin. Seperti selalu tepat waktu, selalu mentaati peraturan, selalu mengerjakan tugas dengan baik, mengumpulkan tugas tepat waktu dan sebagainya. Saat berada di sekolah siswa harus selalu disiplin.
50 Ciri Karakteristik Sekolah yang Baik - Sekolah merupakan salah satu sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pastinya setiap orang tua menginginkan anaknya menimba ilmu di sekolah yang baik dan berkualitas, dapat menjadikan anaknya orang yang bisa memberikan manfaat. Inilah 50 ciri karakteristik sekolah yang baik. Sebuah sekolah yang baik secara nyata dapat meningkatkan kualitas yang ada di dalamnya. Sekolah yang baik beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan sosial. Sekolah yang baik menggunakan setiap sumber daya, keuntungan, hadiah, dan peluang yang dimiliki untuk menumbuhkan siswa dan cenderung melihat lebih banyak sumber daya, keuntungan, hadiah, dan peluang daripada sekolah yang berkinerja lebih rendah. Sekolah yang baik memiliki siswa yang rukun dan mendukung satu sama lain menuju tujuan bersama - dan mereka tahu apa tujuan itu. Sekolah yang bagus menghasilkan siswa yang membaca dan menulis karena mereka mau. Sekolah yang bagus mengakui kegagalan dan keterbatasannya saat bekerja bersama dengan 'komunitas global' untuk tumbuh. Sekolah yang baik memiliki ukuran keberhasilan yang beragam dan meyakinkan ā ukuran yang dipahami dan dihargai oleh keluarga dan masyarakat. Sekolah yang bagus penuh dengan siswa yang tahu apa yang pantas dipahami. Sekolah yang baik berbicara bahasa anak-anak, keluarga, dan komunitas yang dilayaninya. Sekolah yang bagus meningkatkan sekolah dan organisasi budaya lain yang terhubung dengannya. Sekolah yang baik memahami hubungan antara rasa ingin tahu, penyelidikan, dan perubahan manusia terakhir. Sebuah sekolah yang baik memastikan bahwa setiap siswa dan keluarga merasa disambut dan dipahami dengan persyaratan yang sama. Sekolah yang baik penuh dengan siswa yang tidak hanya mengajukan pertanyaan besar, tetapi melakukannya dengan frekuensi dan keganasan yang luar biasa. Sekolah yang baik mengubah siswa; siswa mengubah sekolah yang hebat. Sekolah yang baik memahami perbedaan antara ide yang buruk dan implementasi yang buruk dari ide yang baik. Sekolah yang baik menggunakan pengembangan profesional yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas guru seiring waktu. Sekolah yang bagus tidak membuat janji kosong, membuat pernyataan misi yang menyesatkan, atau menyesatkan orang tua dan anggota masyarakat dengan edu-jargon. Itu asli dan transparan. Sekolah yang baik menghargai para guru, administrator, dan orang tua sebagai agen keberhasilan siswa. Sekolah yang baik bersedia 'berubah pikiran' dalam menghadapi tren, data, tantangan, dan peluang yang relevan. Sekolah yang baik mengajarkan pemikiran, bukan kepuasan. Sekolah yang bagus layaknya itu sendiri ā membuat teknologi, kurikulum, kebijakan, dan 'bagian-bagiannya' kurang terlihat dibandingkan siswa dan harapan serta pertumbuhan. Sekolah yang baik mengganggu praktik budaya yang buruk. Ini termasuk intoleransi berdasarkan ras, pendapatan, keyakinan, dan preferensi seksual, keberpihakan, dan sikap apatis terhadap lingkungan. Sebuah sekolah yang bagus menghasilkan siswa yang melihat dan mengenal diri mereka sendiri dalam konteks mereka sendiri dan bukan hanya sebagai 'siswa yang baik.' Konteks ini harus mencakup faktor geografis, budaya, berbasis komunitas, berbasis bahasa, dan faktor dan gagasan profesional. Sebuah sekolah yang baik menghasilkan siswa yang memiliki harapan pribadi dan spesifik untuk masa depan yang dapat mereka artikulasikan dan percayai dan bagi dengan orang lain. Sekolah yang bagus menghasilkan siswa yang dapat berempati, mengkritik, melindungi, mencintai, menginspirasi, membuat, merancang, memulihkan, dan memahami hampir semua hal - dan kemudian melakukannya sebagai kebiasaan. Sekolah yang baik akan terhubung dengan sekolah yang baik lainnya - dan menghubungkan siswa juga. Sekolah yang baik lebih mementingkan praktik budaya daripada praktik pedagogis ā siswa dan keluarga daripada sekolah lain atau status pendidikan quo. Sekolah yang baik membantu siswa memahami sifat pengetahuan - jenisnya, fluiditas, penggunaan / penyalahgunaan, aplikasi, peluang untuk transfer, dll. Sekolah yang baik akan mengalami gangguan dalam pola dan praktik serta nilai-nilainya sendiri karena siswanya kreatif, berdaya, dan terhubung, dan menyebabkan perubahan yang tidak terduga. Sekolah yang baik akan menghasilkan siswa yang dapat berpikir kritis - tentang masalah minat manusia, keingintahuan, kesenian, kerajinan, warisan, peternakan, pertanian, dan banyak lagi - dan kemudian melakukannya. Sekolah yang baik akan membantu siswa melihat diri mereka sendiri dalam hal pembingkaian historis, warisan keluarga, konteks sosial, dan konektivitas global. Sekolah yang bagus menginginkan semua siswa di tingkat kelasā Sekolah yang baik memiliki perpustakaan yang bagus dan pustakawan yang mencintai siswa dan yang mencintai buku serta ingin keduanya membuat koneksi yang bermakna. Sekolah yang bagus mungkin memiliki ruang pembuat dan printer 3D serta program seni dan humaniora yang hebat, tetapi yang lebih penting, ruang belajar semacam ini dikarakterisasi oleh siswa dan gagasan mereka daripada 'program' dan teknologi itu sendiri. Sekolah yang baik penuh dengan sukacita, keingintahuan, harapan, pengetahuan, dan perubahan yang konstan. Sekolah yang baik mengakui ketika ia memiliki masalah daripada menyembunyikan atau 'membingkai ulang itu sebagai kesempatan.' Terkadang, terlalu banyak pola pikir pertumbuhan bisa menjadi hal yang buruk. Sekolah yang bagus tidak memiliki pertemuan yang tidak perlu. Sekolah yang bagus tidak mengeluarkan uang hanya karena ada di sana. Sekolah yang baik mungkin menyukai pembelajaran berbasis proyek tetapi lebih menyukai proyek dan siswa lebih banyak mengerjakan proyek. Sekolah yang baik menjelaskan hasil tes dengan jujur āādan sesuai konteks. Sekolah yang baik tidak pernah menyerah pada siswa dan bergantung pada pemikiran kreatif dan solusi bagi siswa yang 'menantang' mereka. Sekolah yang bagus tidak takut untuk meminta bantuan. Sebuah sekolah yang baik melihat masa depan pembelajaran dan menggabungkannya dengan potensi masa kini. Sekolah yang bagus tidak menghasilkan siswa dengan sedikit atau tanpa harapan untuk masa depan. Sekolah yang baik memisahkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kompetensi - dan membantu siswa melakukan hal yang sama. Sekolah yang bagus 'memindahkan' siswa berbakat sejauh 'saat mereka memindahkan siswa yang berjuang. Sekolah yang baik mendapat manfaat dari hadiah dan sumber daya siswa dan keluarganya - dan kemudian mendukung hadiah dan sumber daya itu sebagai imbalan. Sekolah yang bagus tidak menguras tenaga guru dan administrator. Sekolah yang baik terasa menyenangkan untuk belajar, mengajar, mengunjungi, dan pengalaman lainnya. Sekolah yang bagus berupaya menumbuhkan guru-guru hebat yang berupaya menumbuhkan semua siswa untuk membentuk dan mengubah dunia mereka. Semoga bermanfaat dan menjadi salah satu referensi untuk memilih sekolah bagi anak-anak.
1 Selalu punya energi untuk siswanya Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan atau diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuam mendengar dengan seksama. 2. Punya tujuan jelas untuk Pelajaran
Pahamifren, kamu tentu punya guru favorit di sekolah, kan? Nah, menurutmu, karakteristik guru yang baik dan disukai banyak siswa itu seperti apa sih? Apakah yang cara mengajarnya menyenangkan? Atau justru yang sering jamkos dan jarang masuk kelas? Biar bisa menjadi referensi untuk para guru maupun siswa, kali ini Mipi mau mengulas ciri guru yang disukai siswa, berdasarkan cuitan Twitter Kak Fikri, CEO Pahamify. Nggak terlewat, Mipi juga bakal membahas pentingnya guru yang baik dalam proses pembelajaran. Simak artikel ini sampai selesai, ya. Karakteristik Guru yang Baik dan Disukai Siswa Dari cuitannya, Kak Fikri menekankan karakteristik guru yang baik dan disukai siswa itu mampu akrab, peduli, dan mampu berbagi cerita dengan siswanya. Karakteristik guru seperti ini biasanya akan fokus pada pertanyaan, adakah yang bisa dibantu dari siswa tersebut? Kalau ada siswa yang cerita, ia akan tahu siswa tersebut butuh diberi saran atau hanya didengarkan. Secara umum, guru yang baik dan populer di kalangan siswa memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut Mampu Menjelaskan Materi Sesuai perannya yaitu mengajar, guru yang baik harus mampu menjelaskan materi pelajaran dengan baik sehingga mudah dipahami oleh siswa. Dalam artian, ia mampu menemukan cara mengajar yang efektif melalui metode belajar yang inovatif. Apabila proses pembelajaran yang diterapkan itu-itu saja, siswa akan cenderung bosan dan mengantuk di kelas. Akibatnya, bukannya memahami materi dengan baik, siswa bakal mencari kesibukan yang lain, atau bahkan memilih tidur saat jam pelajaran berlangsung. Biasanya, guru yang baik bisa mengetahui kapan waktunya menjelaskan materi, memberikan tugas, atau membuat kelompok diskusi. Tidak jarang, mereka juga melibatkan siswanya dalam merencanakan kegiatan pembelajaran agar materi yang disampaikan bisa diserap secara maksimal. Mengenali Siswa Siswa akan merasa dihargai jika guru dapat mengenalinya secara baik. Maka dari itu, daripada hanya membaca nama-nama siswa saat melakukan absensi, alangkah baiknya seorang guru juga berusaha mengenali nama siswanya. Jika perlu, cari tahu apa kesukaannya, perbanyak senyum, tanyakan kabar, dan ucapkan terima kasih saat menerima bantuan. Cobalah untuk memulai percakapan santai dengan siswa sebelum menjelaskan materi pelajaran. Cara seperti ini akan memperkuat keakraban antara siswa dan guru. Siswa juga akan merasa diperlakukan dengan baik oleh gurunya. Tidak Membandingkan Siswa Tidak ada orang yang suka dibanding-bandingkan dengan orang lain, begitu juga siswa. Karakteristik guru yang baik biasanya tahu bahwa kemampuan setiap siswanya berbeda-beda. Ada yang mampu memahami materi secara cepat, ada juga yang harus dijelaskan secara rinci terlebih dahulu baru bisa menyerap materinya. Maka dari itu, guru yang disukai siswa tidak akan membandingkan atau menghakimi siswanya. Ciri guru yang populer di kalangan siswa satu di antaranya yaitu mampu menghadapi siswa yang kurang perhatian, suka menyela, atau bahkan siswa yang suka mengalihkan pembicaraan. Biasanya, guru tersebut sangat terbuka untuk dicurhati dan tidak akan membanding-bandingkan siswa tersebut dengan siswa lainnya, apalagi membandingkan antargenerasi. Mampu Memposisikan Diri dalam Berbagai Situasi Guru memiliki peran yang sangat sentral di sekolah. Nggak heran, sebagian orang mengatakan guru sebagai orang tua kedua bagi siswa. Selain memposisikan diri sebagai guru, terkadang dalam situasi tertentu seorang guru juga harus menempatkan dirinya sebagai orang tua, sahabat, motivator, atau bahkan menjadi mediator bagi siswanya. Seorang pengajar yang mampu memposisikan diri dalam berbagai situasi akan menjadi akrab dan disukai oleh anak didiknya. Mereka mampu memahami suka duka seorang murid, bagaimana kehidupannya, serta mampu menawarkan solusi untuk mengatasi masalah yang dialami siswanya. Bisa Menjadi Tempat Bercerita Karakteristik yang terakhir yaitu bisa menjadi tempat bercerita. Dalam artian, selain mampu mendengarkan cerita siswa dengan baik, guru tersebut bisa dipercaya untuk menjaga kerahasiaan ceritanya. Kalau dicurhatin masalah guru atau siswa di sekolah, nggak dibocorkan ke pihak terkait. Guru yang seperti ini biasanya sangat komunikatif yakni mudah menjalin komunikasi dengan siswanya. Jadi, siswa nggak merasa takut atau tidak nyaman untuk bercerita banyak dengan gurunya. Pentingnya Karakteristik Guru yang Baik dalam Proses Pembelajaran Gimana, Pahamifren? Dari karakteristik guru di atas, adakah guru di sekolah kamu yang termasuk di dalamnya? Apakah guru favoritmu juga memiliki kriteria tersebut? Ternyata, guru yang baik dan disenangi oleh siswa punya pengaruh yang penting dalam proses pembelajaran, lho. Guru yang baik akan menghadirkan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Pola pembelajaran yang diajarkan pun bisa merangkul dan menyatukan visi misi setiap siswanya. Jika siswa sudah merasa senang dengan cara guru mengajar, otomatis minat mereka terhadap mata pelajaran tersebut akan meningkat. Hal ini tentu berdampak pada prestasi atau hasil belajar siswa yang memuaskan. Nah, itulah beberapa karakteristik guru yang baik disukai oleh siswa. Mudah-mudahan, ulasan kali ini bisa menjadi referensi untuk para guru dan siswa. Buat siswa yang ingin mendapatkan proses belajar menyenangkan di luar sekolah, kamu bisa menggunakan aplikasi belajar online Pahamify. Dilengkapi video materi berkonsep gamifikasi, Pahamify bisa membantumu belajar online di rumah dengan cara seru dan bikin paham. Kamu juga bisa mendapatkan berbagai fitur belajar untuk persiapan kuliah, mulai dari SNMPTN, UTBK SBMPTN, hingga Ujian Mandiri, lho. Tunggu apalagi, yuk download aplikasi Pahamify di link ini sekarang! Jangan lupa ikuti TryOut Pahamiy Premium sebagai persiapan UTBK. Cek penawaran spesial langganan premium Pahamify di laman Promo. Penulis Fitri Dewanty ā SEO Content Writer Pahamify Pahami Artikel Lainnya
Iniadalah ciri fiksatif dari media pembelajaran yang amat bermanfaat. Berapa pun jumlah peserta didiknya dapat dijangkau dengan baik. Misalnya seperti peristiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi di suatu negara. Siswa dapat mepelajari bagaimana peristiwa atau kejadian-kejadian itu melalui rekaman video dokumentasi, dan foto-foto.
Bapak dan Ibu Guru, kita pasti pernah bertemu sama siswa yang rajin mengerjakan tugas dan aktif bertanya di kelas. Tapi, mungkin juga kalau kita punya siswa yang malas dan tidak pernah mengumpulkan tugas. Kenapa setiap karakteristik peserta didik itu berbeda-beda? Nah, satu hal yang harus kita pahami adalah setiap siswa punya latar belakang dan cara belajarnya sendiri. Mereka memiliki karakter masing-masing yang sebenarnya terbentuk dari proses pembelajaran yang dilaluinya. Sebagai guru, kita harus mengetahui karakter peserta didik yang berbeda-beda. Sebab, hal itu berkaitan dengan cara kita merancang dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai. Supaya siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran, mari kita pahami bersama karakter peserta didik yang unik. Apa Itu Karakteristik Peserta Didik?Manfaat Memahami Karakteristik SiswaApa Saja Karakter Peserta Didik yang Harus Diperhatikan?Menganalisis Karakteristik Peserta Didik Karakter bukanlah sesuatu yang berasal dari lahir, tapi terbentuk dari lingkungan dan orang-orang di sekitar. Menurut Lestari et al dalam Memahami Karakteristik Anak 2020, karakter adalah kualitas moral yang menjadi kepribadian khusus dan membedakannya dengan individu lain. Ilustrasi karakteristik peserta didik yang berbeda-beda. Arsip Zenius Karakteristik peserta didik bisa diartikan sebagai keseluruhan pola kelakuan yang dimiliki, yang nantinya berpengaruh pada kegiatannya dalam mencapai cita-cita atau tujuan. Terus, kenapa guru harus memahami karakteristik siswanya? Karakteristik peserta didik jadi salah satu variabel desain pembelajaran yang berkaitan sama latar belakang siswa. Dengan begitu, pembelajaran bisa dirancang sesuai aspek yang ada di diri siswa seperti kemampuan umum, ekspektasi terhadap pembelajaran, dan ciri-ciri jasmani serta emosional mereka. Baca Juga Hybrid Learning Jadi Solusi Efektif Pembelajaran? Manfaat Memahami Karakteristik Siswa Selain berperan penting untuk rancangan pembelajaran, ada beberapa manfaat lain yang didapatkan dari menganalisis karakteristik peserta didik dalam kelas, antara lain Mendapat gambaran yang lengkap tentang kemampuan awal siswa sebagai landasan untuk mencapai keberhasilan pembelajaran yang jenis pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa sehingga bisa memberikan materi secara tepat lewat contoh atau ilustrasi. Dengan begitu, mereka bisa lebih mudah menerima dan menyerap pengetahuan baru yang latar belakang sosial dan budaya siswa, contohnya tingkat pendidikan orang tua, sosial ekonomi, atau dimensi kehidupan lainnya, agar bisa disesuaikan dengan metode yang informasi tentang tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa, baik jasmani maupun rohani, yang berpengaruh terhadap keberhasilan dan cara belajar aspirasi dan kebutuhan siswa sehingga dapat merancang strategi pembelajaran yang lebih tingkat penguasaan pengetahuan yang sudah diperoleh siswa gambaran tentang tingkat penguasaan bahasa siswa, baik secara lisan maupun tertulis, yang bisa jadi pertimbangan dalam menyajikan sikap dan nilai yang ada dalam diri siswa, sebab hal ini dapat dijadikan pertimbangan untuk merencanakan pengajaran. Jadi, banyak banget hal yang didapatkan dari memahami karakteristik peserta didik. Nah, sekarang apakah Bapak dan Ibu Guru sudah tahu apa saja karakteristik yang harus diperhatikan? Baca Juga Teori Belajar Humanistik, Proses Memanusiakan Manusia Apa Saja Karakter Peserta Didik yang Harus Diperhatikan? Dengan mengidentifikasi karakteristik peserta didik, guru bisa membedakan, mengoptimalkan, dan mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa. Sardiman dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar 2011 menyebutkan ada tiga macam karakteristik peserta didik yang harus diperhatikan, yaitu Karakteristik yang berkaitan dengan kemampuan awal siswa, contohnya kemampuan intelektual dan yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosial yang berkaitan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian misalnya sikap, perasaan, dan minat. Kondisi dan karakteristik peserta didik senantiasa mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Lalu, bagaimana cara untuk mengkaji karakter tersebut? Baca Juga Penerapan Teori Belajar Kognitif dalam Kelas Menganalisis Karakteristik Peserta Didik Cara memahami karakteristik peserta didik. Arsip Zenius Kalau Bapak dan Ibu Guru sudah mengetahui karakteristik apa saja yang harus diperhatikan, saatnya melakukan pengkajian yang meliputi Karakteristik UmumKarakteristik umum berkaitan dengan budaya, suku, agama, gender, dan latar belakang status sosial yang mempengaruhi sikap dan minat belajar siswa. Contohnya, saat merencanakan kerja kelompok, pertimbangkan perbedaan gender yang mungkin berdampak pada perhatian dan tingkat partisipasi siswa. Kelompok dengan jenis gender yang beragam bisa bekerja dengan baik di kelas awal, tapi bisa saja menghambat pembelajaran siswa untuk beberapa kelas menengah. Dengan memperhatikan karakteristik umum siswa, kita bisa merancang dan mengimplementasikan pelajaran bermakna yang menjawab kebutuhan unik setiap siswa. Kemampuan Awal KhususKemampuan awal merujuk pada pengetahuan dan keterampilan yang sudah atau belum dimiliki mengetahuinya, kita bisa melakukannya secara informal lewat pertanyaan di kelas, atau lebih formal dengan memberikan tes. Hasilnya akan menentukan apakah siswa memiliki kompetensi yang diperlukan untuk mendapatkan atau mengetahui materi saat kelas akan membahas tentang luas geometris, tes kemampuan awalnya berfokus pada keterampilan perkalian untuk mengidentifikasi apakah siswa bisa memahami materi selanjutnya. Gaya BelajarGaya belajar mengacu pada ciri-ciri psikologis yang mempengaruhi bagaimana pandangan dan respon peserta didik pada berbagai stimulus yang diberikan. Ciri psikologis yang dimaksud adalah kekuatan dalam memberi persepsi, kebiasaan memproses informasi, motivasi, dan berbagai aspek psikologis lainnya. Informasi yang didapatkan dari menganalisis karakteristik umum, kemampuan awal khusus, dan gaya belajar siswa akan membantu kita dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Jadi, gimana Bapak dan Ibu Guru? Apakah selama ini sudah coba memahami karakteristik peserta didik? Dalam proses memahami karakteristik peserta didik, Bapak dan Ibu Guru bisa memanfaatkan fitur-fitur yang ada di LMS Learning Management System ZenRu lho. Mulai dari kelas virtual, video materi, latihan soal, sampai sistem penilaian, semuanya hadir untuk bantu mencapai target pembelajaran yang direncanakan. Referensi Baca Juga Artikel Lainnya Pembelajaran Seimbang dalam Kegiatan Belajar Mengajar 4 Standar Kompetensi Guru yang Perlu Dimiliki Kemampuan Bahasa Inggris Guru sebagai Bekal Mengajar di Era Digital
.